Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jokowi pada Anies, Dulu "Dibenci" Sekarang Dipuji

13 Maret 2020   21:51 Diperbarui: 13 Maret 2020   21:50 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


MASIH ingat saat banjir besar hampir mengepung sebagian besar Kota DKI Jakarta yang terjadi pada awal tahun baru 2020 lalu?

Ya, banjir yang disebabkan curah hujan ekreem bahkan disebut-sebut paling ekstreem dalam catatan sejarah Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta air kiriman dari bogor mengakibatkan ratusan ribu penduduk harus dievakuasi dan diungsikan. Sedangkan, puluhan orang lainnya dinyatakan meninggal dunia.

Di tengah-tengah kesibukan menangani korban banjir, pemandangan kurang elok dipertontonkan para pejabat negeri.

Apa pasal?

Ya, alih-alih konsentrasi penuh terhadap penanganan korban banjir, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan malah sedikit disibukan adu argumentasi dengan pejabat di pemerintahan pusat. Tidak hanya satu orang, tapi dua orang sekaligus.

Yaitu, terjadi silang pendapat dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono dan dengan orang nomor 1 di republik ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Basuki mengatakan bahwa banjir yang terjadi di DKI Jakarta disebabkan pelaksanaan normalisasi Sungai Ciliwung yang masih belum dilaksanakan oleh pemerintahan Anies Baswedan.

Namun, pernyataan Basuki ini ditepis Anies Baswedan. Dalihnya, normalisasi tidak bisa mengatasi banjir. Karena ada sebagian wilayah yang sudah dinormalisasi, tetap saja terjadi luapan banjir.

Sementara Presiden Jokowi menyebut bahwa salah satu penyebab terjadinya banjir di DKI Jakarta pada awal tahun baru tersebut disebabkan kerusakan ekosistem dan ekologi. Disamping masih banyaknya masyarakat Jakarta yang membuang sampah sembarangan.

Lagi-lagi, Anies dengan kepiawaian berkata-katanya membantah apa yang diucapkan Presiden Jokowi soal banyaknya sampah yang menjadi salah satu penyebab banjir.

Menurut Anies, terkait pernyataan tentang banyaknya sampah menjadi penyebab banjir harus dicek kembali. Pasalnya, ada beberapa wilayah yang produksi sampahnya sedikit tetap saja terdampak banjir.

Dalam hal ini, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mencontohkan kawasan Bandara Halim Perdanakusumah yang nyaris lumpuh akibat banjir.

Tak urung, "perseteruan" Anies dengan Basuki ataupun Anies dengan Presiden Jokowi waktu banjir tahun baru sempat menjadi bahan perbincangan warganet dan viral di media sosial. Tak terkecuali di blog keroyokan Kompasiana. Beberapa sahabat K'ners pun turut mengupasnya.

Sejak peristiwa silang pendapat waktu itu, hampir tidak terdengar lagi Presiden Jokowi mengomentari apa yang terjadi di DKI Jakarta termasuk tentang banjir yang hingga akhir bulan Februari 2020 lalu masih terus terjadi.

Entah kenapa hal itu terjadi. Boleh jadi, Presiden males lagi ngomong dan menghindari kembali terjadi silang pendapat yang tidak perlu dan tidak menyelesaikan akar permasalahan.

Jokowi Apresiasi Anies

Lupakan sejenak tentang masalah banjir di DKI Jakarta. Saat ini Pemerintah Pusat maupun daerah tengah was-was tentang penyebaran wabah virus corona yang sudah tiba di tanah air.

Wabah virus yang asalnya dari Wuhan, Provinsi Hubei, China dipastikan sudah menyebar di Indonesia, yaitu sejak Presiden Jokowi mengumumkan tentang adanya dua warga negara Indinesia (WNI) asal Kota Depok, Jawa Barat terkomfirmasi positif terinfeksi virus corona (covid-19), Senin (2/3/2020).

Sejak saat itu, jumlah WNI yang dipastikan positif terinfeksi virus corona terus bertambah.

Situasi yang sangat tidak menguntungkan ini tentunya harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah. Dalam hal ini Presiden Jokowi menghendaki masing-masing kepala daerah  mampu melakukan sosialisasi tentang pencegahan dan penanganan terhadap virus corona.

Nah, terkait hal ini, seperti dilansir CNN Indonesia, Jokowi menyebut sejumlah pemerintah daerah (Pemda) telah mampu mengedukasi dan memberikan penjelasan dengan baik. 

Salah satu di antaranya Pemprov DKI Jakarta yang saat ini berada di bawah kepemimpinan Anies Baswedan, Pemprov Jateng di bawah kepemimpinan Ganjar Pranowo, hingga Pemprov Jatim di bawah kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa.

"Saya ingin memberikan juga apresiasi terhadap daerah daerah yang mampu mengedukasi masyarakat, memberikan penjelasan yang baik, seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur," kata Jokowi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (13/3).

Kata-kata apresiasi Presiden Jokowi terhadap Anies Baswedan tentang penanganan virus corona jelas berbanding terbalik dengan apa yang telah dilakukan Anies dalam hal penanganan banjir. 

Ibarat kata, Boleh jadi tentang penanganan masalah banjir, Anies"dibenci" Jokowi. Tapi, tentang penanganan corona malah sebaliknya, Anies mendapat pujian Jokowi.

Masih dilansir CNN Indonesia, sebelumnya, Anies Baswedan memberikan imbauan kepada masyarakat Jakarta untuk aktif terlibat dalam pengendalian virus corona. Ia menyatakan virus corona bisa dikendalikan dengan tindakan cepat.

Disebutkan Anies, sudah ada beberapa negara lain yang berhasil untuk mengendalikan virus tersebut. Ia berharap masyarakat Jakarta bersama melakukan hal serupa.

"Tapi kita juga menyaksikan ada negara yang berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19 karena tindakan cepat, tindakan serius dan dilakukan oleh seluruh komponen masyarakat," kata Anies dalam sebuah video.

Sedangkan, masih kata Anies, untuk masyarakat Jakarta yang ingin mencari tahu dan mendapatkan informasi lebih jauh tentang virus corona, bisa mengaksesnya lewat corona.jakarta.go.id.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun