Tapi, tidak menutup kemungkinan apa yang diucapkannya itu semata-mata untuk membuat pimpinannya senang alias Asal Bapak Senang (ABS). Padahal fakta sebenarnya, Indonesia sama sekali tidak negatif virus corona dan WNI-nya sama sekali tidak kebal.
Tapi, apapun dalihnya gaya komunikasi yang dibangun Terawan tak urung berbuah kontroversi. Terlebih, pernyataannya tersebut akhirnya sama sekali tidak terbukti.
Presiden Gusar Dengan Gaya Komunikasi Terawan
Bicara tentang gaya komunikasi Terawan yang cenderung kontroversi, rupanya juga terendus oleh Presiden Jokowi.
Dilansir TEMPO.CO, salah seorang pejabat yang mengetahui isi rapat internal di Istana mengatakan, Presiden Jokowi menyindir gaya komunikasi Terawan tentang wabah virus corona.
Dalam rapat yang digelar sehari setelah pengumuman adanya kasus positif terjangkit Corona, Jokowi merasa gusar dengan gaya komunikasi Terawan.
Salah satu pemicunya, Terawan adalah orang pertama yang membeberkan lokasi tinggal dua pasien Corona, yang membuat rumah mereka diberi garis polisi.
Masih dilansir TEMPO.CO, pernyataan Terawan ini dinilai memancing kegaduhan. Dalam rapat internal di Istana sejumlah indikator di media sosial disorot yang hasilnya sentimen masyarakat justru negatif alias menjadi panik dalam menanggapi ucapan Terawan.
Bahkan, sebelumnya, Jokowi dikabarkan juga sudah gusar dengan cara Kementerian Kesehatan menjawab keraguan tentang kehadiran virus Corona.
Dua pejabat di Kementerian Kesehatan dan Istana mengatakan Presiden sempat mempertanyakan informasi terbaru terkait dengan corona di Indonesia dan protokol penanganannya. Kegusaran Presiden ini membuat Istana sampai merancang sendiri sejumlah protokol untuk menghadapi Covid-19.
Ternyata atas kegusaran gaya komunikasi Terawan pula, akhirnya Jokowi meminta ada juru bicara khusus dalam menangani virus corona.