KETIKA bicara tentang Manchester United (MU), tentunya istilah class of 92 tidak bisa dipisahkan dalam catatan sejarah klub yang bermarkas di Old Traford tersebut.
Ya, class of 92 adalah sekumpulan anak-anak didikan akademi sepak bola yunior setan merah (julukan Manchester United) pada tahun 1992 yang dalam perjalanan karirnya mampu membawa MU ke puncak kejayaan, baik di liga domestik, eropa bahkan dunia.
Pemain-pemain muda seperti David Beckam, Ryan Gigs, Garry Nevile, Paul Scholes dan Nicky Butt adalah rekrutan terbaik yang pernah dilakukan manajemen setan merah saat itu.
Tapi, tentu saja semua itu tidak lepas dari kejelian Sir Alex Ferguson yang pada waktu itu sebagai pelatihnya. Sehingga Manchester United mampu merajai sepak bola antar klub.
Tidak hanya sekelompok anak muda dari class of 92 yang menjadi bukti kejelian Alex Ferguson dalam merekrut para pemain untuk bergabung dengan MU.
Ada beberapa pemain lain juga yang mampu mendongkrak performa MU hingga berujung pada tropy-tropy juara.
Sebut saja Erick Cantona, Roy Keane, Dwight Yorke, dan yang paling fenomenal tentu saja sang mega bintang Cristiano Ronaldo.
Para pemain yang disebutkan di atas dengan Alex Ferguson sebagai pelatihnya, laju impresif setan merah dalam memburu gelar demi gelar hampir tidak bisa dihentikan.
Selama 27 tahun bersama Alex Ferguson dengan racikan permainannya dan kejeliannya merekrut pemain yang sesuai dengan kebutuhan tim, Manchester United sukses meraih gelar-gelar prestisius, yaitu 13 gelar Liga Primer, 5 gelar Piala FA dan 2 gelar Liga Champion Eropa. (Liputan6.com)
Namun, setelah pelatih asal Skotlandia ini mundur dari kursi kepelatihannya pada tahun 2013 silam, Manchester United seperti kehilangan jati diri sebuah tim.
Setan merah yang biasanya disegani dan hampir selalu menjadi langganan juara Liga Primer Inggris, sepeninggal Alex Ferguson seperti tak ubahnya tim-tim medioker, selalu kesulitan bersaing dalam perebutan gelar juara.