Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sambal dan Keringat yang Mengucur

5 Maret 2020   13:12 Diperbarui: 5 Maret 2020   13:09 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.facebook.com/KumpulanResepMakananDanMinuman

ADAKAH di antara kita yang tidak suka sambal? Kayanya tidak ada. Menurut hemat penulis, sambal hampir ada di seluruh belahan bumi. Kalau pun tidak, mungkin hanya beberapa saja yang tak mengenal sambal.

Bicara sambal. Rasanya di Indonesia hampir seluruh daerah memiliki aneka olahan sambal. Makanya jangan heran ketika banyak perusahan besar yang memproduksi sambal siap saji dengan berbagai merk.

Kapok lombok! Makan sambal, kepedasan terus tobat tak akan makan sambal lagi. Belum sampai setengah hari. Pagi kapok, siang mau makan ternyata sambal yang dicari. Aneh memang manusia ini.

Ngomong-ngomong soal sambal, tentu saja tidak lepas dengan cabai. Lalu, bagaimana sekarang harga cabai bahan baku sambal? Isu kenaikan harga cabai tertutup oleh isu banjir dan virus corona.

Kelangkaannya juga tak terdengar lagi. Apa mungkin petani cabai sudah mengantisipasi? Entahlah, yang jelas hari ini penulis makan dengan sambal di hadapan. Rasanya jangan ditanya lagi! Nikmat.

Pun begitu, ternyata kehadiran sambal hanyalah pelengkap menu makan. Coba saja jika makan hanya dengan nasi dan sambal saja. Bisa? Protes dah tuh pada kanjeng ratu.

Bersyukurlah jika tak marah-marah. Paling-paling selera makan jadi berkurang. Jika penulis, mending mencari cabai mentah dulu kalau tak sempat membuat sambal. Yang penting pedas.

Sama seperti kehidupan kita, ternyata perlu selingan. Dan bentuk selingan tiap orang tak sama. Ada yang selingannya traveling, menyalurkan hobi. 

Tak sedikit yang selingannya adalah chatting. Biarkan saja, yang penting ada selingan dan membuat hati senang.

Terkait sambal, ciri khas daerah kadang dikenal dengan sambalnya. Teman penulis yang dari lombok punya sambal istimewa, sambal walang sangit namanya.

Mulanya penulis juga kaget. Suatu ketika pulang mancing, teman tersebut mengeluarkan kantong kresek, kemudian mencari bilah untuk dibuat bulatan pada kresek tersebut.

Setelah jadi alat itu ternyata dipakai untuk menangkap walang sangit (sejenis wereng). Buat apa itu? Tanya penulis. Kita buat sambal katanya. Pede abis pokoknya.

Bagaimana mungkin? Baunya saja begitu, kalau dimakan apa tidak beracun. "Nanti kita coba makan di rumahku," katanya.

Karena penasaran, penulis tak langsung pulang. Tapi mampir melihat bagaimana mengolahnya. Dalam cobek sudah ada cabai, garam, bawang merah dibakar, diberi micin sedikit, terus diuleg.

Penulis pikir hanya itu sambalnya. Ternyata begitu hancur semua diulek. Baru dimasukkan walang sangitnya. Hampir menutupi cobek. Penulis bergidik mencium aroma yang menyengat.

Tak lama, ikan yang kami pancing sudah matang, dibakar. Ada ikan, ada nasi hangat berasap, dan ada sambal. Lets go, makan!

Mulanya ragu-ragu mau mencocol ikan ke dalam cobek. Tapi, melihatnya begitu si teman begitu lahap mencocol dan mengambil sambal yang begitu banyak. 

Akhirnya penulis pun ikut mencocol juga. Satu cocol, suap. Dua cocol suap. Ternyata nikmatnya tak terkira. Aroma khas walang sangit ternyata begitu menggugah selera.

Bukan satu piring yang dihabiskan. Penulis malah lupa berapa kali nambah, hingga sambal satu cobek kami habiskan berdua. Tak terasa setelah selesai makan, keringat pun mengucur. Pedas! Baju basah, perut kenyang. Tersandar di dinding rumahnya.

"Bagaimana?" tanyanya

"Mantap! Esok kita cari lagi," sahut saya sambil tertawa.

Bukan hanya daerah Lombok yang punya ciri khas dengan sambal walang sangitnya. Daerah Bandung juga punya sambal khas, sambal goang timun. Dengan bahan timun, kemangi, cabe, kencur, garam, gula merah, dan penyedap rasa.

Sambal goang timun dibuat dengan cara cabe, kencur, garam, gula merah, dan penyedap rasa diuleg dalam cobek sampai lembut.

Kemudian, timun dikupas, dicuci bersih. Timun dipotong berbentuk dadu kecil-kecil.  Kemangi juga dicuci bersih, dilepaskan daunnya dari tangkai. Keduanya dimasukkan ke dalam cobek dan aduk.

Sambal goang dapat jadi sambal selingan makan dengan lauk ikan bakar, ayam goreng, atau hanya tahu dan tempe goreng. Pokoknya dijamin berkeringat dan nambah makannya.

Nah, kita sekarang tinggal dimana? Tak salahnya mencoba sensasi makan pedas dengan sambal khas dari daerah lain.

Mereka yang suka pedas katanya libidonya akan tinggi. Fakta atau mitos, hanya para dokter yang dapat membuktikannya.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun