Anies Baswesan "Tenggelam"
Sebelum adanya pengumuman pemerintah Indonesia tentang ada warga negaranya yang terkomfirmasi positif terinfeksi virus corona, kemarin, Senin (2/3/2020) disambung dengan adanya korban jiwa yang disebabkan oleh virus yang sama, hari ini Selasa (3/3/2020), nama Gubernur Jakarta, Anies Baswedan terus-terusan menjadi sorotan publik, warganet dan sudah barang tentu media massa
Sorotan tajam yang mengarah terhadap mantan Rektor Universitas Paramadina ini tidak lain gara-gara banjir yang terus-terusan mengepung Jakarta dalam waktu berdekatan.
Kritik dan pernyataan-pernyataan negatif tentang Anies  datang dari berbagai arah, termasuk dari masyarakat dan warganet seolah air bah yang terus meluncur deras terhadap dirinya. Karena dianggap tidak mampu mengatasi banjir di Jakarta.
Parahnya, wilayah-wilayah di DKI Jakarta yang sebelumnya tidak pernah terdampak, pada banjir yang datang pada akhir bulan Februari lalu justru malah tak luput dari kepungan banjir.
Sontak, sejumlah pihak termasuk warganet menuding bahwa konsep naturalisai ala Anies hanya sebatas wacana. Banjir tetap terjadi bahkan lebih parah.
Tapi, di saat nyinyiran, perundungan (bullying), cercaan terhadap Anies lagi panas-panasnya, tiba-tiba saja mendadak sirna.
Nama Anies Baswedan seolah hilang ditenggelamakan oleh "banjir" isu mewabahnya virus corona covid-19 yang sudah tiba di tanah air.
Lalu, apa untungnya buat Anies Baswedan?
Menurut hemat penulis, dalam hal ini jelas Anies Baswedan sangat diuntungkan. Kenapa?
Ya, setidaknya mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia era Presiden Jokowi jilid pertama ini bisa sedikit bernafas lega.