DIIBARATKAN seorang gadis, performa apik Liverpool pada musim 2019/2020 adalah tak ubahnya seorang gadis yang sempurna. Cantk, bentuk tubuh ideal dan menggairahkan.
Sangat beralasan jika banyak kaum pria hidung belang dibuat penasaran untuk bisa "mencicipi" molek tubuhnya.
Sayang, si gadis ini bukan sembarang gadis, melainkan seorang gadis yang teramat tangguh dan tidak sembarang pria mampu menyentuhnya. Setiap kali ada pria yang ingin "menggagahi" justru malah di buat malu atau dipermalukan.
Ya, hingga pekan ke-27 musim Liga Primer Inggris 2019/2020, Liverpool memang tampil sungguh luar biasa. The Reds (julukan Liverpool) sama sekali belum pernah tersentuh kekalahan.
Pasukan Jurgen Klopp ini sukses memenangi 26 laga dan sekali hasil seri 1-1, saat melawan Machester United di Old Traford pada paruh musim pertama. Dengan hasil ini menjadikan The Reds begitu nyaman di puncak klasemen sementara Liga Primer Inggris, jauh meninggalkan para pesaingnya.
Terang saja, dengan belum tersentuh kekalahan ini membuat tim-tim lain di Liga Primer dibuat penasaran dan seperti berlomba-lomba untuk menjadi tim pertama yang mampu mengalahkannya.
Menginjak pekan ke-28, jadwal pertandingan The Reds berikutnya adalah melawat ke Stadion Vicarage Road, markas klub yang tengah berjuang keluar dari zona degradasi, Watford.
Hampir tidak ada satu pengamat pun yang berani manjagokan Watford akan mampu mengalahkan Liverpool meski mereka bermain di kandangnya. Tentu saja berkaca pada tren positif calon lawannya yang sangat sulit untuk dikalahkan.
Rupanya, takdir berkata lain. Mo Salah dan kawan-kawan yang begitu diunggulkan, harus mengakui bahwa kesempurnaan atau "keperawanannya" yang hingga pekan ke-27 tetap terjaga dengan baik, bisa jebol juga.
Bahkan tidak tanggung-tanggung, pasukan Jurgen Klopp harus takluk dengan skor besar, yakni tiga gol tanpa balas dari tim tuan rumah.
Ketiga gol tersebut masing-masing dicetak oleh Ismalia Sarr pada menit 54 dan 60, serta Troy Deeney di menit ke-72, Minggu dini hari (1/3/2020).
Dengan kekalahan ini, seperti dilansir detiksport menjadikan kekalahan perdana bagi The Reds di Liga Primer Inggris. Sebelummnya, mereka terakhir kali merasakan kekalahan pada Januari 2019 silam, saat takluk dari Manchester City.
Kekalahan dari Watford juga sekaligus mengakhiri rentetan kemenangan beruntun terlama (18) dan rekor tak terkalahkan terpanjang kedua (44) dalam sejarah papan atas Inggris milik Liverpool.
Ismalia Sarr Mimpi Buruk Liverpool
Tidak ada yang menyangka di tengah performa luar biasa Liverpool musim Liga Primer 2019/2020 harus terhenti oleh Watford, sebuah tim yang justru tengah berjuang keras untuk keluar dari jurang degradasi.
Siapakah pemain yang telah membuat The Reds membuang jauh-jauh mimpinya untuk tetap tak tersentuh kekalahan? Dia adalah Ismalia Sarr.
Ya, seperti dilansir detiksport, pemain berpaspor Senegal ini benar-benar menjadi aktor penting atas kemenangan timnya atas Liverpool. Betapa tidak, pemain 22 tahun ini mampu mencetak dua gol (54 dan 60) serta satu assist.
Sarr mencetak gol pertamanya ke gawang Liverpool di menit ke-54. Memanfaatkan umpan Abdoulaye Doucoure dari sisi kiri, Sarr dengan mudah menaklukkan kiper Alisson Becker.
Enam menit berselang, Sarr mampu mencetak brace. Ia berhasil melewati penjagaan Virgil van Dijk dan Dejan Lovren sebelum memperdayai Alisson dalam duel satu lawan satu.
Terakhir, Â assist Sarr juga yang membuat rekannya Troy Deeney mampu mencetak gol ketiganya untuk Watford.
Dengan begitu, Sarr benar-benar menjelma jadi mimpi buruk The Reds, karena terlibat langsung atas ketiga gol yang bersarang ke gawang yanag dijaga Alison Becker tersebut.
Peluang Liverpool Juara Liga Primer Masih Sangat Besar
Meski harus mengakui keunggulan Watford dengan tiga gol tanpa balas di kandangnya, Stadion Vicarage Road, tidak serta merta menjadikan peluang The Reds sebagai juara Liga Primer Inggris musim 2019/2020 langsung menipis apalagi tertutup.
Hingga pekan ke-28, Mo Salah dan kawan-kawan mampu mengumpulkan 79 poin dari hasil 26 kemenangan, 1 seri dan 1 kekalahan. Jumlah poin ini masih unggul jauh dari peringkat ke dua Manchester City yang baru meraih 57 atau selisih 22 poin dari Liverpool.Â
Meski kemungkinan poin ini masih bisa dipangkas lagi, mengingat The Citizens (jukukan Manchester City) baru melakoni 27 laga.
Katakanlah, The Citizens mampu memenangi laga, hingga selisih poin dengan The Reds menjadi 19. Tapi, dengan pertandingan yang tinggal menyisakan 10 laga lagi, rasanya sangat sulit bagi anak asuh Pep Guardiola mampu menyalip The Reds seperti yang pernah dilakukannya pada musim lalu.
Kenapa?Â
Karena dengan hanya menyisakan 10 laga, Liverpool hanya butuh mencari empat kemenangan lagi untuk menjadi juara Liga Primer Inggris musim ini.
Hitung-hitungannya adalah sebagai berikut :
Jika Liverpool mampu meraih empat kemenangan dari 10 laga tersisa, berarti jumlah poin yang akan dikumpulkan adalah 79 ditambah 12 menjadi 91 poin.
Jumlah 91 poin milik Liverpool ini jelas tidak akan mampu lagi dikejar oleh The Citizens meski mereka mampu menyapu bersih kemenangan pada 10 laga tersisa.
Bagaimana bisa?
Saat ini dalam 27 laga yang telah dimainkan, Manchester City baru meraih 57 poin. Jika pada pertandingan ke-28 mampu dimenangkan berarti jumlah poinnya menjadi 60.
Nah, dengan menyisakan 10 pertandingan, sangat tidak mungkin bagi Kevin De Bruyne dan kawan - kawan menyalip perolehan poin Liverpool. Karena poin maksimal yang diraih hanya 90.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H