Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Direktur Chatra Politica: Pak Anies, Silakan Lanjut Main TikTok-nya!

23 Februari 2020   18:54 Diperbarui: 23 Februari 2020   19:32 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BAGI yang suka menonton program-politik di layar kaca, tentu sudah tidak asing dengan seorang pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Chatra Politica, Yunarto Wijaya.

Pria berambut tipis ini memang kerap kali menghiasi layar kaca guna memberikan opini atau pandangan-pandangannya terkait konstalasi politik tanah air, terutama menjelang Pemilihan Umum maupun Pemilihan Langsung Kepala Daerah.

Pandangan dan pengamatannya terhadap fenomena politik yang terjadi di daerah atau nasional pun tajam dan kritis. Itulah sedikit profil tentang Yunarto Wijaya, yang rupanya saat ini tengah dirundung masalah.

Sebagai pria yang kini tinggal di DKI Jakarta, rupanya di tempat kediaman Yunarto pun tidak lepas dari banjir.

Dilansir Suara.com, hujan deras yang melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya sejak Sabtu malam (22/2/2020) hingga Minggu dini hari (23/2/2020) menyisakan genangan di sejumlah titik, termasuk rumah kediaman Yunarto di kawasan Pulomas, Jakarta Timur.

Berkenaan dengan banjir yang melanda daerah dan tempat tinggalnya, Yunarto pun membagikan cerita melalui cuitannya di twitter, sekaligus menyapa Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Masih dari Suara.com, Yunarto memberitahu, mengeluh atau bahkan menyindir mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut bahwa selama tujuh tahun tinggal di Pulomas, telah mendapatkan 'hadiah" banjir sebanyak tiga kali.

"Selamat pagi dari pulomas buat pak @aniesbaswedan. 7 tahun saya tinggal disini baru sekarang ngerasain hadiah banjir, 3x dalam setahun," cuit Yunarto melalui akun Twitter pribadinya, @yunartowijaya.

Tidak cuma itu, Yunarto juga sedikit menyentil Anies, agar kembali mengeluarkan kata-kata ajaibnya agar bisa menyurutkan banjir seraya bermain tiktok.

"Makasih dah, silahkan lanjutkan tiktoknya pak... ditunggu kata2 ajaibnya utk menyurutkan air," sambungnya.

Sepintas apa yang diucapkan Yunarto terkesan hanya guyonan belaka. Padahal bila dimaknai lebih jauh, kata-kata yang dikeluarkan Yunarto adalah bisa jadi satire atau sindiran yang disampaikan dengan halus.

Twitter- screenshot / twitter.com/yunartowijaya
Twitter- screenshot / twitter.com/yunartowijaya
Ya, seperti dibilang Yunarto, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memang terkenal dengan kepiawaiannya mengolah kata. 

Setiap kali ada yang mengkritisi atau nyinyir terhadap segala kebijakannya dalam memimpin Jakarta, Anies hampir selalu membela diri dengan kehandalannya bermain kata.

Sedangkan terkait tiktok, maksud Yunarto bisa jadi mengarah pada saat Anies bersama dua gubernur lainnya, Ganjar Pranowo (Jawa Tengah) dan Ridwan Kamil (Jawa Barat) membuat video tiktok saat mengisi acara Mata Najwa yang dipandu oleh Najwa Sihab.

Banjir adalah "Budaya" Jakarta

Seperti halnya kemacetan lalu lintas dan polusi, bagi DKI Jakarta banjir adalah masalah yang masih belum bisa ditangani dengan baik.

Sebetulnya tidak fair juga kalau banjir yang terjadi di DKI Jakarta saat ini diakibatkan Anies yang dianggap tidak mampu menanganinya dengan baik.

Sebab, perlu diingat, gubernur-gubernur sebelummnya, katakanlah Ahok, Jokowi bahkan gubernur sekelas Ali Sadikin pun tidak mampu memberikan solusi jitu. Bila musim penghujan, banjir tetap saja ada.

Maaf, bukannya bermaksud nyinyir. Bagi penulis, banjir Jakarta seolah sudah menjadi budaya dan agenda rutin tahunan. Betapa tidak, banjir di DKI Jakarta memang hampir tiap tahun terjadi, meski sekeras apapun pihak pemerintah provinsi mengerahkan segala ide dan solusinya.

Bahkan, untuk tahun ini saja, banjir besar yang melanda DKI Jakarta telah dua kali terjadi. Pertama, saat awal tahun baru 2020 dan yang kedua adalah pada minggu-minggu pertama bulan Februari.

Akibat dari banjir ini, tidak terhitung berapa kerugian yang harus ditanggung. Belum lagi, puluhan ribu penduduk terpaksa mengungsi dan puluhan nyawa harus melayang.

Jadi, menurut hemat penulis, untuk mengatasi banjir Jakarta atau setidaknya meminimalisir agar tidak terlalu sering dan memakan korban, harus ada niat kuat dan sinergisitas yang solid antara pemerintah, Pemprov DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Sebab, bagaimanapun, selain curah hujan tinggi, drainase kurang memadai, serapan air yang minim, banjir Jakarta juga tidak luput akibat air kiriman dari Bogor, seperti seringkali dibilang Anies Baswedan.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun