Pun dengan PKS, langkah tegas yang diambilnya untuk tetap berada di luar pemerintahan, pastinya berdasarkan kepentingan atau target yang ingin dicapai. Salah satunya, bisa jadi mengharapkan simpati masyarakat dan akhirnya bisa mendongkrak perolehan suara pada pemilu mendatang.
Konsistensi ini pernah dilakukan PDI perjuangan, sewaktu SBY dengan Demokrat beserta koalisinya berkuasa.
Selama dua periode pemerintahan SBY, yakni 2004-2009 dan 2009-2014, PDI Perjuangan tetap konsisten sebagai partai oposisi. Hasilnya, partai yang dikenal dengan partai wong cilik ini sukses menjadi pemenang pemilu dua kali berturut-turut, yaitu pada pemilu tahun 2014 dan 2019 lalu.
Berkaca pada sukses PDI Perjuangan, mungkin ini pula yang diharapkan PKS untuk tetap konsisten sebagai oposisi. Meski untuk menjadi pemenang pemilu pada 2024 mendatang rasanya masih sangat berat. Tapi, setidaknya bisa mendongkrak perolehan suara.
Menjajaki kemesraan dengan Nasdem
Awal-awal dimulainya pemerintahan Jokowi-Ma'ruf serta dibentuknya KIM, Nasdem sempat memanaskan suhu politik tanah air. Betapa tidak, partai yang selalu gembar-gembor mendukung Jokowi dan pemerintahannya malah melakukan pertemuan dengan partai oposisi, yakni PKS.
Meski akhirnya ditepis Ketum Nasdem, Surya Paloh bahwa partainya akan tetap setia mendukung pemerintah, tetap saja peristiwa pertemuan Surya Paloh dan Presiden PKS, Sohibul Iman menjadi isu panas politik tanah air.
Pertemuan kedua pimpinan partai ini tidak hanya terjadi sekali, tapi hingga dua kali. Pertama di Kantor DPP Nasdem pada 30 Oktobet 2019. Lalu, giliran  Surya Paloh yang berkunjung ke Kantor DPP PKS, 29 Januari 2020.
Kembali, menurut hemat penulis, meski Surya Paloh dengan Nasdemnya berikrar untuk tetap setia pada pemerintah, tapi faktanya pertemuan dengan PKS sebagai oposisi tetap terjadi, bahkan setidaknya yang dapat disorot awak media hingga dua kali. Artinya, hal mustahil kalau dalam pertemuan itu tidak ada komunikasi politik.
Dalam pendapat penulis, bisa jadi pertemuan kedua partai ini akan dimanfaatkan PKS untuk mencari "pasangan" lain setelah bercerai dengan Gerindra. Bisa saja, bukan? Karena bagaimanapun, PKS membutuhkan sokongan agar posisinya di oposisi lebih kuat.
Dalam hal ini, sekalipun untuk sama-sama menjadi oposisi pemerintah, peluangnya cukup sulit. Setidaknya, PKS dan Nasdem bisa menjalin kerjasama pada jalur politik lain. Semisal berkoalisi pada ajang-ajang Pilkada yang rencananya akan diselenggarakan serentak pada Septembet 2020 mendatang.