Bahkan, berdasarkan catatan sejarah, sejak sebelum bernama Negara Indonesia-China, dari aspek ekonomi dan kebudayaan banyak bukti yang menunjukan ada hubungan baik diantara dua negara.
Beberapa bukti itu adalah produk kerajinan masa lalu dan beragam jenis makanan dari.China yang banyak ditemukan. Adanya jejak keberadaan pedagang China yang menetap di Nusantara dan Muhibah Laksamana Cheng Ho.
Bahkan, ada teori yang memungkinkan Walisongo di Jawa dan Nusantara bersambung nasab dengan China.
Boleh jadi sikap melunaknya pemerintah terhadap China karena tidak ingin merusak faktor persahabatan dan keakraban dua pimpinan negara. Yakni, Jokowi dan Xi Jinping yang terjalin baik saat ini. Hal ini bisa dipahami.
Namun, benar dengan apa yang dikatakan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti, bahwa faktor persahabatan kedua negara tidak boleh melindungi para pencuri ikan, seperti yang terjadi di perairan Natuna, saat ini.
Wanita kelahiran Pangandaran, Jawa Barat ini ingin pemerintah tegas dalam menegakkan hukum yang berlaku, sebagai solusi menindak pelaku pencurian ikan di Perairan Natuna.
"Persahabatan antar negara Tidak boleh melindungi pelaku Pencurian Ikan & Penegakan hukum atas pelaku Ilegal Unreported Unregulated Fishing."
"Tiongkok tidak mungkin dan tidak boleh melindungi Pelaku IUUF."
Dalam cuitan lain, Susi kembali menulis, bahwa penegakan hukum kepada para pencuri ikan ini berbeda dengan persahabatan antar negara maupun investasi.
Wassallam