Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Siaga Terorisme, Indonesia Maroko Jalin Kerja Sama

29 Oktober 2019   21:26 Diperbarui: 29 Oktober 2019   21:48 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENURUT Wikipedia, Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat.

Bicara tentang terorisme, tentunya Indonesia telah mengalami segudang pengalaman pahit. Awal-awal tahun 2000, kita terus dikejutkan dengan peristiwa-peristiwa pengeboman terhadap sejumlah rumah peribadatan. Namun yang lebih menghebohkan adalah peristiwa pemboman di Pulau Bali. Bahkan, di Pulau Dewata, aksi teror bom tidak hanya terjadi sekali, melainkan dua kali. Makanya peristiwa itu dikenal dengan nama bom Bali 1 dan Bom Bali 2.

Bom Bali 1 terjadi pada tahun 2002 yang me newaskan ratusan nyawa manusia. Baik warga negara asing maupun pribumi. Dalam tragedi ini fihak kepolisian dalam hal ini Densus 88 berhasil menangkap otak pelaku serangan, yaitu Imam Samudera beserta kawan-kawannya seperti Amrozi dan Ali Gufron. Tidak hanya itu, Dr. azhari dan Noordin M Top, dua orang yang disebut-sebut sebagai maestro perakit bom, juga berada di balik peristiwa tersebut. Namun, pada akhirnya, mereka berdua berhasil dilumpuhkan.

Sedangkan Bom bali dua terjadi pada tahun 2005. Lagi, dalam tragedi ini juga banyak nyawa melayang dan ratusan terluka.

Belakangan diketahui bahwa kelompok-kelompok pelaku teror ini tergabung dalam jaringan islam aliran keras, Jamaah Islamiah. Jaringan ini teraviliasi langsung dengan Al-Qaeda di bawah pimpinan Osama Bin Laden. Sosok yang paling diburu oleh masyarakat dunia karena diduga kuat otak serangan teror 11 September 2001 di World Trade Centre (WTC), Amerika Serikat yang menewaskan ribuan nyawa.

Aksi teror yang dilakukan oleh jaringan Jamaah Islamiah, tidak hanya terjadi di Bali. Jakarta juga tak luput dari serangan. Yaitu, peristiwa bom Hotel Marriot tahun 2003, dan kedutaan besar Australia tahun 2004.

Setelah jaringan ini berhasi dilumpuhkan fihak kepolisian, tidak otomatis negara Indonesia aman dari ancaman teroris. 

Sejumlah aksi teror dengan kelompok dan jaringan yang berbeda terus bermunculan. Hingga, akhirnya pada tahun 2018 lalu, Indonesia kembali diserang oleh serangkain teror yang memakan korban jiwa. Sebut saja, aksi teror bom di tiga gereja di Surabaya dengan rentang waktu hampir bersamaan dan serangan teroris yang terjadi di Mako Brimob. 

Peristiwai di Markas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barar ini terjadi akibat para narapidana terorisme menjebol sel tahanan dan adu fisik dengan petugas jaga. Peristiwa ini menewaskan enam orang. Lima dari fihak kepolisian dan satu dari fihak napi.

Yang terakhir tentunya masih kuat dalam ingatan kita adalah peristiwa penusukan terjadap Jend (pirn) Wiranto (Masih menjabat Menkopolhukam) oleh dua orang suami isteri, di Pandeglang, Banten. Dalam peristiwa tersebut, Wiranro mendapat dua luka tusuk di bagian bawah perut.

Tidak hanya Wiranto, ada tiga orang korban lagi yang terluka pada peristiwa tersebut. Yaitu, Kapolsek Menes, Kompol Daryanto, Ajudan Danrem dan tokoh ulama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun