Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Masih Angin-anginan, Jojo Belum "Pecah Telur" Lawan Chen Long dan Hasil Lengkap Prancis Terbuka

28 Oktober 2019   08:47 Diperbarui: 28 Oktober 2019   15:26 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NAMA Jonatan Christie atau lebih akrab dipanggil Jojo, begitu viral saat mampu mengalahkan  Kenta Nishimoto, saat semi final Asian Games Jakarta-Palembang, 2018, dengan Rubber game, 21-15, 15-21 dan 21-19. 

Viralnya nama Jojo bukan hanya mampu memastikan diri lolos ke final kejuaraan multi event empat tahunan itu. Tapi aksi buka bajunya selepas memenangkan pertandingan.

Tubuh atletis Jojo terumbar oleh sorot mata penonton di Istora Senayan, maupun lewat layar kaca, menjadi trending topic di berbagai media sosial.

Aksi buka baju ini kembali dilakukan Jojo saat berhasil menyabet medali emas tunggal putra bulutangkis buat kontingen Indonesia, usai sukses mengalahkan wakil China Taipei, Chou Tien Chen lewat pertandingan tiga set, 21-18, 2-22 dan 21-15.

Kemenangan Jojo pada ajang Asian Games ini membuat bangga bangsa Indonesia. Apalagi, Indonesia terakhir kali meraih medali emas tunggal putra bulutangkis di ajang empat tahunan ini tahun 2006 lalu, lewat aksi Taufik Hidayat.

Namun, setelah itu prestasi Jojo sepertinya kurang berkembang. Pada tahun 2019, pria berumur 21 tahun ini baru menyabet dua gelar. Itupun hanya sekelas BWF tour series 300, yakni di New Zeland Open dan Australia Open. 

Sementara untuk kelas yang lebih tinggi, seperti BWF Tour series 500 dan 1000, Jojo seolah tak berkutik. Nama Kento Momota dari Jepang begitu perkasa di kelas ini.

Inkonsistensi permainan Jojo ini juga diakui mantan peraih medali emas tunggal putri olimpiade Barcelona 1992, Susi Susanti pada Detiksport.com. Menurutnya, Jojo memiliki bekal cukup untuk menjadi pemain papan atas dunia. 

Namun, permainannya yang masih angin-anginan memperlambat laju dia untuk bisa berprestasi lebik baik dan bersaing dengan pemain-pemain top dunia, seperti Kento Momota dari Jepang atau Viktor Axelsen dari Denmark.

Pernyataan Susi ini terbukti pada turnamen super series BWF Tour 750, French terbuka. Jojo tampil sangat mengejutkan dan memperlihatkan mental luar biasa, saat tampil di semi final melawan Viktor Axelsen.

Menjalani pertandingan di Stade Pierre de Counbertin, Sabtu, (26/10)19), Jojo tak berkutik di set pertama dengan skor 7-21. Memasuki gim kedua, Jojo mampu memberikan perlawan sengit dan berhasil memenangi gim ini dengan skor ketat 22-20. 

Pada set penentuan inilah drama dan kejutan terjadi. Bagaimana tidak, Jojo yang sudah tertinggal sangat jauh dari Axelsen 10-19, akhirnya membuat keajaiban dengan meraih sembilan angka berturut-turut, hingga kedudukan menjadi sama kuat 19-19.

Merasa mendapat angin, Jojo tak menyia-nyiakan kesempatan. Dia terus menjaga momentum dan menutup gim ketiga dengan kemenangan 21-19. Jojo pun berhak melaju ke babak final melawan lawan tangguh asal China, Chen Long.

Menilik dari permainan dan kekuatan mental yang diperagakannya di semi final, banyak yang berharap bahwa Jojo mampu mengatasi lawan yang selama ini belum mampu ditaklukannya. Dari tujuh kali pertemuannya dengan mantan juara dunia tahun 2014-2015 ini, tak pernah sekalipun dimenangi Jojo.

Sayang, inkonsistensi Jojo kembali lagi. Dia masih belum bisa "pecah telur" atas kekalahannya yang tujuh kali beruntun dari Chen Long. 

Di final Jojo takluk dua gim langsung, 19-21 dan 12-21. Kekalahan Jojo semalam bukan semata-mata ketangguhan Chen Long. Melainkan banyak kesalahan-kesalahan sendiri yang dilakukan Jojo. Terutama selepas interval pertama gim kedua. 

Pada interval tersebut, Jojo sebenarnya unggul dengan 11-9. Tapi, sampai gim berakhir, peraih emas Asian Games 2018 ini hanya mampu menambah satu angka, hingga skor berkesudahan 12-21. Dengan demikian, lagi-lagi Jojo harus mengubur impiannya untuk bisa menaklukan Chen Long.

Berikut hasil lengkap Prancis Terbuka Badminton super seriez 2019:

Tunggal putri: An Se-young (Korea Selatan) Vs Carolina Marin (Spanyol) 16-21, 21-18, 21-5

Ganda campuran: Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (Indonesia) Vs Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (China) 22-24, 21-16, 21-12

Tunggal putra: Chen Long (China) Vs  Jonatan Christie (Indonesia) 21-19, 21-12

Ganda putri: Lee So-hee/Shin Seung-chan (Korea Selatan) Vs Kim So-yeong/Kong Hee-yong (Korea Selatan) 16-21, 21-19, 21-12

Ganda putra: Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (Indonesia) Vs Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India) 21-18, 21-16.

Salam dan semoga bermanfaat..!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun