Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Catatan Kecil Pasca Dilantiknya Kabinet Indonesia Maju

23 Oktober 2019   21:26 Diperbarui: 23 Oktober 2019   23:34 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Nasional Kompas

TUNTAS Sudah segala spekulasi tentang nama-nama calon menteri, setelah tadi pagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkenalkan nama dan jabatan menteri yang disandangnya. Tak lama kemudian melantiknya, di Istana Merdeka, Rabu (23/10/19).

Jajaran menteri yang diberi nama Kabinet Indonesia Maju ini berjumlah 38 nama, dengan rincian 34 menteri dan empat jabatan setingkat menteri. Sesuai janji Presiden Jokowi juga, sejumlah 38 nama itu mayoritas di kuasai profesional sebanyak 22, dan 16 sisanya dari partai politik. Sesuai prediksi pula, sejumlah nama menteri kabinet Jokowi jilid pertama dipertahankan. 

Sebut saja tiga diantaranya adalah, Sri Mulyani, Tjahyo Kumolo dan Pratikno. Sayang, menteri Susi tak termasuk di dalamnya. Padahal, prestasinya di kementrian  KKP cukup menonjol.

Ada beberapa catatan menarik yang ingin penulis sampaikan terkait tuntasnya pengumumuman dan pelantikan kabinet Indonesia maju.

PERTAMA : Diangkatnya Nadiem Makarim jadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Tidak banyak yang menyangka, bahwa mantan boss Gojek ini bakal ditempatkan pada pos Mendikbud. Selain basis Nadiem seorang pengusaha muda sukses, sejak era SBY, pos menteri ini biasanya diisi oleh nama-nama yang sudah lama berkecimpung di dunia pendidikan dan cenderung berbasis Muhamadiyah. Sebut saja Bambang Soedibyo, Mohamad Nuh atau Anies Baswedan (Sekarang Gubernur DKI Jakarta) dan terakhir Muhadjir Effendy.

Kala nama Nadiem Makarim yang boleh dibilang masih "bau kencur" karena tidak mempunyai pengalaman apapun di dunia pendidikan diumumkan menjadi Mendikbud, banyak masyarakat terkejut. Wajar, jika mendapat reaksi beragam dari warga masyarakat. Bahkan menjadi trending Topic di sejumlah media sosial. 

Menurut catatan Kompas.com, setidaknya terdapat lebih dari 10.000 kata "Mendikbud" di linimasa Twitter sesaat setelah pengumuman susunan kabinet pada pukul 08.30 WIB. Selain itu, sebagai catatan, Nadiem Makarim adalah menteri termuda (35 tahun) di jajaran Kabinet Indonesia Maju.

KEDUA : Diangkatnya Fachrul Razi menjadi Menteri Agama.

Sama halnya dengan Nadiem, nama Fachrul Razi juga cukup mengagetkan ketika diumumkan Presiden Jokowi menjadi Menteri Agama. Lantaran, rekam jejak mantan Wakil Panglima TNI periode 1999-2000 ini boleh dibilang nol besar dalam dunia keagamaan. 

Selain itu, biasanya pos Menteri Agama hampir selalu jatuh ke orang-orang partai politik, khususnya PPP. Sebut saja, Suryadama Ali dan Lukman Hakim Saefudin.

Lagi-lagi Presiden Jokowi mendobrak kebiasaan tersebut. Diangkatnya Fachrul Razi menjadi Menteri Agama sepertinya ditugaskan Jokowi tidak hanya mengurusi tentang urusan agama dan norma-norma sosial. 

Tapi juga menekan angka radikalisasi yang cukup marak terjadi di tanah air. Pengalamannya di TNI, bisa dijadikan dasar Fachrul untuk bisa mengemban amanah ini dengan baik.

KETIGA : Tidak ada nama Susi Pudjiastuti.

Sebagai Menteri KKP di masa Jokowi jilid pertama, nama Susi Pudjiastuti menjadi buah bibir. Tidak hanya di nusantara, tapi juga mancanegara. Ini tak lepas dari komitmennya menjaga wilayah perairan Indonesia dari kepungan kapal-kapal asing yang akan mencuri sumber daya ikan. 

Komitmen Susi sebagai Menteri KKP juga disertai keberanian tinggi. Dia hampir tidak pernah memberi ampun atau meloloskan setiap kapal asing yang melakukan ilegal fishing di wilayah perairan nusantara. Dengan tanpa banyak kompromi, kapal-kapal asing tersebut ditenggelamkan sebagai bentuk hukuman atas tindakannya.

Berkat keberaniannya itu, Susi berhasil menekan angka pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia. Seperti dikutip dari Katadata, Global Fishing Watch, pada tahun 2013 menemukan data penangkapan ikan oleh kapal asing sebanyak 6.811 aktivitas. 

Setelah Menteri Susi masuk dan membuat berbagai macam kebijakan tegas, angka tersebut turun sebanyak 97,89 persen jadi 1.204 aktivitas penangkapan dalam rentan waktu 2015-2018.

Entah atas dasar alasan apa, perempuan asal Pangandaran Jawa Barat ini tidak dipercaya lagi Presiden Jokowi. Yang pasti, pos menteri tersebut telah diisi oleh Edhy Prabowo.

KEEMPAT : Diangkatnya Tito Karnavian Jadi Menteri Dalam Negeri.

Tito Karnavian cukup membuat penulis terkejut juga ketika diangkat jadi Menteri Dalam Negeri. Karena sewaktu menjabat Kapolri, Tito mempunyai PR besar terkait kasus yang menimpa penyidik senior KPK, Novel Baswedan. 

Sejatinya, tanggal 19 Oktober 2019 lalu, adalah hari terakhir Tito dan jajarannya untuk bisa mengungkap siapa pelaku dan dalang dibalik penyiraman air keras terhadap Novel. Pada tanggal itu pula, Presiden akan memanggil Tito guna memberikan laporan hasil pengusutannya. 

Namun, Alih-alih dipanggil untuk mempertanggungjawabkan atas pengungkapan kasus Novel, Tito malah diangkat menjad Menteri Dalam Negeri, dan meninggalkan kasus Novel tetap abu-abu.

Pertanyaannya, bagaimana komitmen Presiden Jokowi terhadap pengungkapan kasus Novel? Jangan-jangan diangkatnya Tito menjadi Menteri Dalam Negeri, sebenarnya demi menyelamatkan muka Tito Karnavian. Karena tidak mampu mengungkap kasus Novel sampai batas waktu yang telah ditentukan. Semuanya masih abu-abu.

Demikianlah catatan kecil dari penulis terkait jajaran Kabinet Indonesia Maju yang baru dilantik tadi pagi. Terlepas dengan segala kekurangan dan kelebihannya, penulis berharapa kabinet Jokowi jilid dua ini bisa membawa kebaikan bagi seluruh masyarakat Indonesia.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun