Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Selarik Aksara untuk Negeri

13 Oktober 2019   07:45 Diperbarui: 13 Oktober 2019   13:13 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wahai negeri, engkau adalah bangsa besar gemah ripah loh jinawi
Ramah tamah penduduknya menjadi ceriminan jati diri bangsa pribumi
Pantaslah, pertiwi tersenyum manja dengan lirikan matanya memberi rasa aman penduduk negeri
Karena....bumi yang dipijak adalah bumi kaya akan oase kehidupan

Tapi...semua itu, tinggalah mimpi, senyum pertiwi tiada lagi
Kini hanya mampu menangis, melihat tingkah polah anak negeri menyebar segala rasa iri dengki
Keserakahan terus mencabik dan menggerogoti tanpa empati
Bumi pertiwi telah dijamah tangan-tangan dan hati penuh keangkuhan

Ingin rasanya kulabuhkan harapan pada saudaraku yang dipercaya mengurus pertiwi
Tapi, sayang wakil diri terlalu sibuk mengintip dan berebut kursi
Berkoar, berjanji untuk negeri, namun ternyata hanya kumpulan narasi yang dibumbui janji-janji tak pasti
Lalu, lupa memperbaiki negeri, hingga jaya pertiwi tak lagi ada dalam agenda si pemilik kursi

Wahai negeri, jika wakil hati hanya mampu bernarasi tak pasti
Izinkanlah diri,  merajut selarik aksara untuk ibu pertiwi
Kan ku untai menjadi bait-bait puisi yang menyejukan hati
Semoga, ibu pertiwi terhibur meski bait puisi ini kupungut dari kepingan aksara tangisan anak negeri.

Sumedang, 13 Oktobet 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun