Ini juga salah satu lemahnya faktor ketenangan. Dalam hal ini, Bima sakti harus terus mengasah kemampuan insting para penyerangnya dalam sisa waktu menuju "perang" sesungguhnya, di Bahrain nanti.
Ketiga, masalah ketahanan fisik. Â Lagi-lagi masalah klise tentang ketahanan fisik para pemain. Rata-rata para pemain hanya mampu bermain apik pada 45 menit pertama. Sisanya cukup mengkhawatirkan. Bisa kita lihat lagi pada pertandingan semalam. Ketika berhadapan dengan tim yang relatif seimbang, fisik pemain Garuda baru kelihatan. Faktor ini pula yang akhirnya membuyarkan semua strategi pelatih.Â
Karena, tidak bisa dipungkiri, keletihan fisik berkorelasi pada lemahnya konsentrasi, menurunnya skill pemain dan emosi yang tidak stabil. Kembali, penulis tidam akan bosan-bosannya menyebut, jika faktor ini tidak segera dibenahi, jangan harap Timnas Garuda mampu berprestasi.
Itu sedikit gambaran yang bisa penulis sampaikan. Penulis yakin, Bima Sakti dan staff kepelatihan sudah mengetahui semua itu dan segera membenahinya. Semoga Garuda Asia besutan Bima Sakti bisa berprestasi lebih baik dibanding Bagas Kaffa dan kawan-kawan dan membawa harum sepak bola Indonesia di kancah internasional. Aaminn.
Wassalam