Namun, jauh ssbelum kemunculan tiga pasangan yang sekarang sedang berjuang di semi final China Open, ganda putra Indonesia paling disegani lawan dari berbagai negara. Sebut saja, pada tahun 70-an, Indonesia memiliki duet maut atas nama Tjun-Tjun/Johan Wahyudi dan Christian Hadinata/Ade Chadra.Â
Selain gelar-gelar BWF, kedua pasangan ini juga pernah merasakan manisnya juara dunia dan tentunya gelar paling prestius, All England. Â Masa keemasan pasangan ini mulai pudar, muncul pasangan Eddy Hartono/ Rudy Gunawan pada era 80 sampai 90-an.Â
Pasangan ini pun pernah menjuarai All England pada tahun 1992 dan termasuk bagian tim yang memenangi Thomas Cup pada tahun 1994. Lalu, setelah itu datang pasangan hebat lainnya, yakni Ricki Subagja/Rexyi Mainaky.Â
Pasangan ini adalah pasangan pertama yang sukses merebut medali emas olimpiade Atlanta pada tahun 1996. Tak hanya itu, hampir seluruh gelar bergengsi pernah diraihnya, seperti gelar All Englad pada tahun 1995 dan 1996 serta juara dunia pada tahun 1995.
Masa keemasan pasangan yang pernah mendapatkan anugerah Hall Of Fame Badminton dunia itu habis, muncul pasangan lainnya yang tak kalah hebat, yaitu Chandra Wijaya/Tony Gunawan. Pasangan penerus Ricky/Rexy ini sukses mengukir emas Olimpiade Sidney tahun 2000 dan All England 1999.Â
Suksesor pasangan ini diteruskan oleh duet Markis Kido/Hendra Setiawan. Sebagaimana yang telah diukir oleh seniornya. Pasangan ini pun sukses meneruskan tradisi emas Olimpiade Beijing, pada tahun 2008 dan juara dunia 2007.Â
Kini tongkat estapet kejayaan ganda putra bukutangkis Indonesia dipegang oleh pasangan "minions". Semoga, di masa yang akan datang sektor ini terus bisa merajai dunia. Bahkan, penulis berharap, sektor-sektor lainnya pun bisa berprestasi sama bagusnya. Hingga, kejayaan bulutangkis Indonesia kembali berkibar.
Wassallam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H