PADA laga kedua lanjutan kualifikasi piala AFC U-16 yang berlangsung di Stadion Madya, Jakarta, Rabu (18/9), Timnas U-16 Indonesia masih terlalu tangguh bagi Timnas Kepulauan Mariana Utara. Anak asuh Bima Sakti berhasil memetik kemenangan besar, dengan skor 15-1.
Gol-gol kemenangan tim Garuda Asia tercipta oleh tujuh orang pemain berbeda. Masing-masing oleh Athallah (empat gol), Marcellino Ferdinand (lima gol), Ruy Haryanto (dua gol), Wahyu Pratama (dua gol) dan satu gol masing-masing dicetak oleh Aditya Daffa dan Mikael Alfredo Tata. Kontribusi gol ini tercipta, masing-masing enam gol pada babak pertama dan sembilan gol lainnya di babak kedua.
Kemenangan besar Timnas U-16 Indonesia sudah bisa diprediksi sejak awal. Anak asuh Mita Micitheru ini memang tim paling lemah di grup G. Sebelumnya, mereka juga kalah telak dari Filipina dengan margin tujuh gol tanpa balas dan Brunei Darussalam dengan skor 1-5.Â
Meski demikian, ada hal tak diduga dalam pertandingan yang berlangsung semalam. Keperawanan Garuda Asia harus kebobolan satu gol, lewat serangan balik cepat tim lawan. Ini menandakan bahwa lini pertahanan Garuda Asia masih punya kelemahan mendasar. Yaitu, kurangnya koordinasi dan lemahnya konsentrasi.
Satu gol ini sedikitnya menciderai pesta gol Garuda Asia. Sekaligus, kemenangan tadi malam itu tidak bisa menyamai rekor yang ditorehkan Sultan Zico dan kawan-kawan. Dalam ajang serupa edisi lalu, Timnas U-16 yang waktu itu dibesut Fahri Khusaeni mampu merontokan Mariana Utara dengan skor 18 gol tanpa balas. Sultan Zico yang menjadi bintang lapangan berhasil menyarangkan lima gol, seperti yang telah dilakukan Marcelino Ferdinand tadi malam.
Finishing touch masih lemah
Kemenangan telak Timnas U-16 atas Kepulauan Mariana Utara tadi malam patut diapresiasi. Ini merupakan dengan margin paling telak dari seluruh pertandingan yang telah dilangsungkan di grup G. Dengan hasil semalam, sekaligus melambungkan posisi Marcelino Cs ke puncak klasemen dengan torehan enam poin. Jumlah yang sama dengan Tiongkok. Namun, Garuda Asia unggul dalam selisih gol.
Meski menang besar, tetap saja Garuda Asia masih menyisakan pekerjaan rumah. Terutama tentang lemahnya finishing touch atau penyelesaian akhir. Dalam pertandingan semalam, begitu banyak peluang-peluang emas yang terbuang percuma. Karena kekurang tenangan para pemain.  Hal ini tentunya harus segera divaluasi dan dibenahi coach Bima. Soalnya, lawan yang bakal dihadapi kedepannya, apalagi jika mampu lolos dari kualifikasi tentunya bakal jauh lebih berat.Â
Artinya, jika ingin memenangkan pertandingan, harus mampu semaksimal mungkin memanfaatkan setiap peluang yang ada. Kalau masih membuang-membuang peluang seperti tadi malam, rasanya sulit bagi Timnas Garuda Asia bisa bersaing dengan tim-tim besar, semisal Jepang, Korea Selatan, negara zajirah Arab. Bahkan, dengan negara Asia Tenggara sekalipun, seperti Thailand dan Vietnam.
Fokus menghadapi Brunei
Kemenangan besar atas Kepulauan Mariana Utara, penulis harap para pemain Timnas U-16 jangan terus jumawa. Masih ada dua pertandingan sisa yang harus dilewati. Jadwal paling dekat adalah melawan Brunei Darusallam.Â
Di atas kertas, Garuda Asia bisa memenangi pertandingan. Head to Head kedua tim dari segala level usia lebih menguntungkan Timnas. Kendati demikian, Garuda Asia jangan sampai lengah. Karena, di lapangan dengan durasi 2x45 menit segalanya bisa terjadi. Anak asuh Bima Sakti harus tetap fokus dan menjaga kestabilan tim dengan baik. Semoga, Garuda Asia tetap Jaya. Bangkitlah sepak bola Indonesia.
Wassallam