MEMASUKI pekan ke lima, Liverpool terus tancap gas. Dalam lima pertandingan awal English Premier Leauge (EPL), tak sekalipun The Reds kehilangan poin. Terakhir, pasukan Jurgen Klopp menggulung Newcastle United 3-1 di Stadion Anfield, lewat sepasang gol Sadio Mane di babak pertama dansatu gol Mohamad Salah di babak kedua. Sedangkan satu gol The MagpiesÂ
Sementara hasil mengejutkan datang dari jawara liga Inggris musim lalu, Manchester City. Bertindak sebagai tim tamu, tim besutan Pep Guardiola ini tanpa diduga harus takluk oleh tim promosi, Norwich City, dengan skor 2-3. Dengan hasil ini, menempatkan The Reds Liverpool makin nyaman di puncak klasemen, dengan nilai sempurna,15 poin, atau unggul lima poin atas Manchester City.
Keberhasilan The Reds memuncaki klasemen sementara, tentunya bukan hasil kebetulan. Sejak kedatangan Jurgen Klopp ke Anfield, Oktober, tahun 2015 lalu. Liverpool terus menunjukan performa meningkat. The Reds yang sejak liga divisi utama Inggris berganti pormat menjadi EPL, lebih sering menghuni papan tengah klasemen, perlahan mulai menunjukan eksistensinya sebagai tim disegani. Seperti yang pernah dilakukannya pada medio tahun 70-an hingga pertengahan tahun 80.
Awal-awal Klopp membesut The Reds, memang kurang menggembirakan. Tim ini hanya mampu bertengger di posisi 8 di akhir klasemen.Â
Namun pada dua musim berikutnya, secara berturut-turut menempati posisi empat. Kemudian musim 2018-2019 merangsek ke posisi dua klasemen akhir. Hanya terpaut satu poin dari sang juara, Manchester City. Meski begitu, tropy liga champion berhasil direbut, setelah mampu menaklukan tim sesama premier league, Totenham Hotspurs. Lalu, berikutnya piala super eropa pun di sabetnya. Kali ini Chelsea yang menjadi korbannya.
Lalu apa yang menjadikan Liverpool saat ini makin disegani lawan-lawannya di premier leauge?...setidaknya, menurut penulis ada tiga faktor:
PERTAMA : taktik gegen pressing (Agresip dalam menyerang dan bertahan) yang diterapkan Jurgen Klop, sudah mulai bisa difahami para pemainnya. Permainan cepat yang diperagakan Sadio Mane, Mohamad Salah dan Firmino di depan, ditunjang dari lini tengah dan belakang yang tangguh kerap kali membuat pemain lawan ketar ketir.
KEDUA: kedalalaman skuad. Pemain inti dan cadangan yang ada di dalam tim Liverpool mempunyai kualitas tidak jauh beda. Contoh, jika salah satu dari trio Firmansah (Firmino, Mane dan Salah) tidak bisa main, Divock Origi atau Xherdan Saqiri bisa menggantikan peran mereka hampir sama baiknya.Â
Begitupun di lini tengah, ada nama-nama Nabi Keita, Adam Lalana, Alex Chamberlain dan yang kapanpun bisa menggantikan posisi Johan Anderson, Widnaljum, Pabinho ataupun James Milner. Di lini belakang, selain Van Dijk dan Alisson Becker jadi jaminan mutu di lini pertahanan, ada Joe Matip, Trent Alexander Arnold, Dejan Lovren, Andrew Robertson dan Joe Gomez pun memiliki kualitas sebanding.
KETIGA: lini belakang kokoh. Sejak kedatangan Alisson Becker dan Virgil Van Dijk benar-benar mampu menjawab lini pertahanan, yang selama ini menjadi titik paling lemah di Liverpool. Sehingga penyerangan ke jantung pertahanan lawan dan bertahan dari serangan lawan bisa dilakukan dengan sama baiknya.
Musim liga pimer Inggris memang baru berjalan lima pekan. Masih ada 33 pekan yang harus dimainkan. Namun dengan gaya main dan kedalaman skuad yang mumpuni dari depan hingga belakang, bukan tidak mungkin gelar liga inggris akan direbutnya dari M. City. Bahkan rasanya tidak mustahil, Eropa pun akan kembali mereka taklukan.Â