SEMPAT tenggelam pada dua perhelatan akbar sepak bola, yakni piala eropa 2016 dan piala dunia 2018, Timnas Belanda sudah dianggap tim semenjana. Bukan lagi tim yang ditakuti lawan-lawannya. Padahal para amunisi tim ini banyak dihuni nama-nama mente reng. Sebut saja salah satunya adalah Van Versie.Â
Kini anggapan memalukan itu perlahan mulai bergeser. Tim dengan ciri khas seragamnya berwarna oranye ini mulai kembali memperlihatkan taringnya yang sempat tumpul. Sebagai bukti, pada pertandingan terakhir mampu menggilas der Panser Jerman dengan skor cukup telak, 2-4, pada kualifikasi piala eropa 2020.Â
Timnas Jerman, juara empat kali piala dunia ( 1954, 1974, 1990 dan 2014) seolah tim yang baru bermain sepak bola. Kocar kacir dihancurkan kesebelasan yang kini dibesut Ronald Koeman, salah satu pahlawan Timnas Belanda waktu menjuarai Piala Eropa 1988, bersama Marco Van Basten, Rud Gullit, Frank Rijkard dan beberapa nama lainnya.Â
Tidak hanya itu, sebelumnya tim ini juga mampu menembus babak final UEFA Nations League, meski akhirnya harus takluk dari Portugal dengan skor tipis, 1-0.Â
Kesuksesan kecil Timnas Belanda ini tak lepas dari keberanian Meneer Koeman menyingkirkan nama-nama beken yang selalu menghiasi tim oranye dalam satu dekade terakhir, seperti Arjen Robben dan Wesley Sneijder digantikan dengan pemain-pemain muda bertalenta, sebut saja Frenkie de Jong, Marteen de Roon, Wijnaldum dan Virgil Van Dijk.Â
Bahkan, nama terakhir sukses menyabet pemain terbaik eropa tahun 2018/2019 setelah mengalahkan dua pemain top dunia dalam sepuluh tahun terakhir, Christian Ronaldo dan Lionel Messi.
Dengan kembalinya Timnas Belanda pada jalur seharusnya, bisa membuat persaingan di pentas piala eropa maupun dunia kembali sengit. Tidak seperti pada piala eropa 2016 dan piala dunia 2018, seolah tidak ada gregetnya tanpa kehadiran tim ini pada persaingan perburuan gelar juara. Ibarat kata, dua kejuaraan akbar itu adalah bagai sayur tanpa garam.
Raja Tanpa Mahkota
Hasilnya, mereka mampu menembus final Piala Dunia dua edisi berturut-turut. Yakni pada tahun 1974 dan 1978. Sayang pada dua laga final tersebut, Belanda harus puas menjadi Runner Up.Â
Setelah takluk dari Jerman Barat pada tahun 1974 dengan Frans Beckeunbauer-nya, serta Argentina pada tahun 1978, dengan Mario Kempes yang menjelma sebagai bintang lapangan.