Aku di sini sunyi sepi sendiri. Menatap langit yang senjanya mulai di telan malam, siap hadirkan melodi mimpi. Mimpi bersua pujaan hati yang  enggan bertepi.
Hati, masihkah engkau membuka diri dengan berbagai ragam dimensi. Bintang berkilauan pamerkan diri dengan sang dewi, terangi pekat malam yang hadirkan ragam ilusi.
Sementara, aku  di sini sendiri tak bertepi. Hadirkan onak berduri dalam hati. Lalu merusak serpihan ilusi tentang dia yang kini meraksuk dalam hati. Bergelora dalam diri serta membuncah pudarkan segala mimpi.
Sendiri tak bertepi, dedaunan menari ditebak dewa bayu, terus menghampiri tanpa permisi. Dinginnya menusuk kalbu yang dikebiri oleh segala fiksi tentang dia yang masih kunanti
Rindu, sampai kapan engkau bercengkrama dengan gelisah diri?....
Sumedang, 5 September 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H