Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sendiri Tak Bertepi

5 September 2019   23:23 Diperbarui: 6 September 2019   08:31 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku di sini sunyi sepi sendiri. Menatap langit yang senjanya mulai di telan malam, siap hadirkan melodi mimpi. Mimpi bersua pujaan hati yang  enggan bertepi.

Hati, masihkah engkau membuka diri dengan berbagai ragam dimensi. Bintang berkilauan pamerkan diri dengan sang dewi, terangi pekat malam yang hadirkan ragam ilusi.

Sementara, aku  di sini sendiri tak bertepi. Hadirkan onak berduri dalam hati. Lalu merusak serpihan ilusi tentang dia yang kini meraksuk dalam hati. Bergelora dalam diri serta membuncah pudarkan segala mimpi.

Sendiri tak bertepi, dedaunan menari ditebak dewa bayu, terus menghampiri tanpa permisi. Dinginnya menusuk kalbu yang dikebiri oleh segala fiksi tentang dia yang masih kunanti

Rindu, sampai kapan engkau bercengkrama dengan gelisah diri?....

Sumedang, 5 September 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun