Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Penganyam Aksara Kompasiana

31 Agustus 2019   11:45 Diperbarui: 31 Agustus 2019   11:52 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti air mengalir di antara batu-batu di pegunungan. Terus menelusuri lembah dan kelokan sungai. Riaknya seolah ingin menyampaikan pesan persahabatan dan kekerabatan. Itulah kita para penulis kompasiana.

Kemudian, aliran itu melintasi kota, menerobos istana dan gedung senayan. Riaknya menyapa para tekhnokrat, pejabat, politisi dan masyarakat. Lalu, lugas mengabarkan berita tentang kondisi bangsa dan realita seadanya. Tanpa diracuni fakta mengada-mengada. Itulah kita para penghuni kompasiana.

Air terus mengalir. Bergelora menuju muara. Menyambut hangatnya hempasan ombak-ombak aksara yang bercengkrama di atas lautan kata. Berpautan merangkai kalimat sarat makna dengan cara dan gaya kita suka. Itulah kita sobat setia kompasiana.

Aksara menemui takdirnya menjadi lautan kalimat yang membentang luas. Siap disuguhkan pada seluruh penikmat baca di Nusantara bahkan mungkin dunia. Itulah kita, para penganyam aksara kompasiana.

Sumedang, 31 Agustus 2109

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun