"Selama 10 tahun jadi anggota dewan tak secuilpun jasaku pada masyarakat. Aku malah asik memperkaya diri, menikmati segala fasilitas mewah yang ada. Tapi, saat aku berkeinginan untuk memperbaiki diri, malah tak diberi kepercayaan lagi" lirih lelaki itu.
Romdan tersenyum sambil menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu.
"Sudahlah tak ada gunanya menyesal. Aku malah bangga sekarang padamu. Setidaknya kau menyesali atas semua yang pernah kau perbuat. Tak sedikit, mantan anggota dewan yang malah depresi bahkan gila hanya gara-gara tidak terpilih lagi. Tapi kau, tidak seperti itu"
"Terimakasih Rom. Lantas apa yang harus aku perbuat sekarang untuk menebus segala kesalahanku?"
"Banyak kawan. Mengabdi dan berbuat baik pada masyarakat itu tidak harus selalu jadi anggota dewan. Walau tak dipungkiri kekuasaan itu perlu" tutur Romdan.
"Caranya?"
"Kau berbaur kembalilah dengan masyarakat. Minta maaf pada mereka. Lalu, curahkan segala kemampuanmu untuk kemajuan masyarakat. Apalagi kau seorang mantan dewan, tentunya ngerti dan banyak relasi yang bisa mendukungmu untuk memajukan masyarakat...!"
"Terimaksih Rom. Kau memang sahabatku yang paling baik. Coba dari dulu kau datang ke mari. Mungkin aku tak akan tersesat jauh"
"Maaf sobat...! Bukannya aku lupa padamu, tapi aku tidak mau dianggap mendompleng kuasamu. Sebagai sahabat, aku malah senang kau tidak lagi jadi anggota dewan. Kita bisa bebas, tertawa lepas tanpa ada sedikitpun kepalsuan" tutur Romdan. Tutur bahasanya tenang.
"Iya Rom. Mulai sekarang aku janji bakal memperbaiki segala kesalahanku dan meminta maaf pada seluruh masyarakat"
"Aaminn" Balas Romdan, tersenyum bahagia.Â