"Sedih karena tidak jadi lagi anggota dewan dan kehilangan segala fasitasnya?" Tanya Romdan.
"Bukan...!" Jawabnya singkat.
"Lalu apa yang membuatmu sedih?"
"Sedih karena kelakuanku selama jadi anggota dewan. Aku lupa, aku terjerumus, aku terjebak oleh segala kemewahan yang ada" ucap lelaki itu. Tangisannya kian keras.
"Kenapa harus kau sesali. Bukankah itu semua kau lakukan dengan sadar?" Bahkan, aku dengar dari tetanggamu, kamu ini tak jarang memarahi mereka karena gara-gara tak menghormati dirimu"
"Iya, tak kupingkiri itu. Terlalu banyak dosa yang aku perbuat pada masyarakat"
"Oh jadi kamu sedih karena sekarang dimusuhi masyarakat?" Tanya Romdan lagi.
Sejenak, lelaki itu terdiam. Kemudian menggelengkan kepalanya.
"Bukan Rom. Aku tidak sedih karena mereka mencibirku, bahkan memusuhi. Karena semua itu kuanggap sebagai penebus kesalahanku"
Romdan mengernyitkan dahi, tanda hati dan pikirannya tak mengerti atas apa yang dimaksud sahabatnya itu.
"Lantas apa?"