Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kamus Berjalan

1 Agustus 2019   15:04 Diperbarui: 1 Agustus 2019   15:10 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
twitter.com/pembualcerdas

"Kok bisa bro?" Tanya Teguh, penasaran.

"Dua hari lalu, aku melihat penjaga di sekolah tersebut sedang ngobrol dengan pemuda. Anehnya obrolan mereka dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Aku yakin pemuda itulah pembunuhnya. Karena sepintas dia bilang kata, RAHASIA pada penjaga itu.."  yakin Adit lagi.

"Beneran nih bro?" Kalau begitu kebetulan. Salah satu korban itu adalah saudaraku. Sampai sekarang fihak keluarga dan polisi kebingungan menemukan pembunuhnya"

"Mau ya bro jadi saksi. Sekarang aku tinggal nelpon keluarga untuk segera memberikan keterangan baru. Kamu sebagai saksinya...!" Pinta Deni, antusias.

"Eh...ga mau ah. Males aku berurusan dengan polisi." sahut Adit.

"Pliiiiiis bro, mau ya?" Informasi kamu ini pasti sangat berarti." pinta Deni lagi.

"Engga...engga. Kalau begitu aku pulang dulu ya..! Bye.." bantah Adit. Wajahnya pucat, lalu bergegas meninggalkan kedua temannya di kedai itu.

Setelah Adit ngacir, si pria berkacamata ini langsung terbahak-bahak. Teguh pun sama tertawa keras. Rupanya kedua orang ini telah berencana, mengarang sebuah cerita untuk memancing reaksi Adit.

Adit yang awalnya bangga karena merasa lebih tahu, mendadak pucat pasi ketika diminta jadi saksi mata.

"Ha..ha..ha...ha..ha rasain. Dasar kamus berjalan" seru Deni, tertawa lepas. Happy, pancingannya sukses besar.

Sumedang, 01 Agustus 2019

twitter.com/pembualcerdas
twitter.com/pembualcerdas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun