Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kamus Berjalan

1 Agustus 2019   15:04 Diperbarui: 1 Agustus 2019   15:10 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andai orang lain bercerita tentang sesuatu hal, selalu tak pernah bisa di selesaikan. Karena Adt segera menyela. Bahkan dia merasa paling tahu tentang hal yang dibicarakan lawan bicaranya itu. Tak jarang, hal tersebut membuat geli. Sebab kerap kali obrolan Adit setali tiga uang dengan seorang pembual.

Begitulah Adit, paling gemar memotong pembicaraan. Dia paling tidak senang ada lawan bicara yang ngomong panjang lebar. Dia bakal sekuat tenaga berusaha untuk mengambil alih pembicaraan. Kemudian, membiarkan orang lain mendengarkannya. Sebab, pria yang sudah mendekati usia setangah abad ini tidak suka mendengarkan. Karena pikirnya merasa digurui dan terlihat tolol. 

Mulutnya akan terasa gatal jika harus dikatup lebih dari dua menit. Dia selalu mencoba untuk didengar semua fihak dan cenderung banyak bicara agar bisa di akui kehebatan dan kepintarannya. Sebaliknya, dia akan merasa rendah diri mengakui kepintaran lawan. Bagi dia, sama halnya sebuah pukulan berat dalam hidup.

Satu hal lagi, Adit bukanlah pria yang memiliki pendirian tetap. Dia  adalah seorang plagiat jempolan. Sering mengutip kata-kata orang lain lalu di klaim jadi milik sendiri. Intinya, Adit selalu menganggap diri sebagai manusia serba tahu.

"Udahlah bro. Kamu emang hebat, segala tahu semua persoalan. Aku punya kabar mengerikan nih..!" celetuk Deni, yang sedari tadi hanya mendengarkan ocehan Adit, sambil sesekali menikmati kopi.

"Kabar apa?" Tanya Adit.

"Iya bro kabar mengerikan apa?" Teguh ikut penasaran.

Sebelum menjawab, pria berkacamata ini menarik nafas sejenak, lalu mulai bercerita.

"Di sebuah sekolah menengah atas swasta telah tejadi pembunuhan sadis terhadap dua orang siswi. Kedua leher siswi tersebut hampir putus dengan tubuh tanpa busana."

Seperti biasa, Adit langsung menyambar cerita Deni. Kemudian, bersuara lantang.

"Wah kasus ini mah udah basi kawan. Aku malah bisa menyimpulkan, kasus ini adalah pembunuhan berencana," terangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun