Mohon tunggu...
Elang Langit
Elang Langit Mohon Tunggu... -

nakal...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Part 1) Cinta Itu Ada

20 Agustus 2011   17:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:36 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13138590081358332428

[caption id="attachment_125942" align="aligncenter" width="512" caption="flickr.com"][/caption]

Malam merambat pelan ketika Widya berjalan menuju ruangan depan. Dari balik tirai tampak jelas lelaki itu tengah menunggu..lelaki yang selalu setia menemuinya…lelaki yang juga selalu dinantikan Widya.
Dipandanginya  cermin dengan senyum seraya merapikan backless merah yang dikenakan..sudah cantik kah aku malam ini..hatinya tak sabar.

Lelaki itu tersenyum …menatap Widya lalu menyapa.

“ Malam Widya.. kamu terlihat cantik sekali malam ini..” senyum lelaki itu menyapaku.
“ Malam Elang...terimakasih”

Lalu obrolan hangat dan  mesra mengalir. Entah mengapa…hanya lelaki ini yang bisa membuat Widya tersenyum bahagia. Lelaki yang selalu menggoda angannya…lelaki yang mampu menumbuhkan hasratnya.

“Ikut aku…akan kuhabiskan malam ini denganmu” ajak Elang pada Widya
Dan Widya tersenyum.

****

Aku Widya..  perempuan liar ..sang penggoda. Aku seorang pelacur dan kau membayarku untuk menemanimu…memuaskan birahimu.. di manapun kau mau... di dalam mobil.. di pantai dan di dalam kamarmu yang nyaman.

Kau mengajak ku kesini. Di vila tepi pantai ini…menatap bulan purnama yang sinarnya berkilauan menerpa ombak. Genggaman erat tangan kokohmu menyeretku dalam alunan syahdu tentang malam.
Aku terkadang gugup ..tak tau harus berbuat apa saat dekatmu.
Dalam kebingunganku kau dekap erat tubuhku.. perlahan kau menciumku… walau sentuhan lembut bibir hangatmu tak mampu menghilangkan gundahku.. namun tetap ku balas pelukan itu.. kumainkan rasa indah untuk beberapa saat dan menenggelamkan kita dalam buaian nafsu dan hasrat yang bergelora.

Kegundahanku mencair…napsuku terbakar…birahiku liar. Saat tubuhmu dan tubuhku menyatu..melepaskan semua gairah yang ada…dan beberapa saat kemudian..aku menjerit..lirih..lantas tubuh ini lunglai dalam pelukanmu.
Malam ini aku menjadi pelacur yang bahagia.

Aku terbangun ketika sebuah kecupan mesra mendarat di dahiku.
“Met pagi Widya” sahut Elang membangunkanku
Aku tersenyum, kulihat tubuh telanjangku masih di pelukanmu.
Kemudian kau menatapku…tatapan hangat yang membuatku ingin bersemayam di matamu.

"Menikahlah denganku.. Widya…” aku terdiam seakan tak percaya kau ucapkan kata kata itu.

“ Widya.. Aku mencintaimu… “  ku tatap lagi mata itu.. dan ingin ku raih tubuhmu dan ku dekap erat.. namun sejenak aku tersadar…

Aku terdiam…hati dan pikiran memenuhi kepalaku… Kuakui jika aku begitu bergairah denganmu.. kurasakan kehangatan dekapan cintamu.. kunikmati dengan hati setiap gerakan jemarimu.. indah…. entahlah.. Pantaskah tubuh kotor penuh noda ini bersanding denganmu?.. Pantaskah jiwa yang resah gelisah menghitung rupiah dari ranjang ke ranjang.. dari dekapan para lelaki yang menikmati tubuhku ini meraih cinta?.. ah.. aku mendesah….
Tak pernah sedikitpun ku meragu dengan jawaban itu.. aku tidak boleh larut dalam dekapan yang membuai anganku.. angan yang semu tak berarti.. mimpi kosong.. harapan yang mati

Elang.. maafkan aku.. aku tak pantas untukmu… hatiku telah membeku untuk cinta..jiwaku telah tertutup rapat.
Kulangkahkan kaki ini meninggalkanmu yang menatapku menunggu jawab….

****

Sepenggal kalimat dalam surat yang kau titipkan untukku… setelah seminggu tanpa hadirmu.. aku merindu…

"…Jangan kau tanyakan lagi mengapa…tapi rasakan
Setiap bait ketulusan yang memancar dari mataku.
Setiap hembusan nafasku yang menyentuh tubuhmu dan juga detak jantungku yang menyentuh dadamu.
Ketika ada keyakinanmu akan aku
Menikahlah denganku
Aku, lelaki jalang yang mencintaimu.
Elang…”

Aku terdiam, kupandangi surat darimu.
Ingatanku tentangmu selalu hadir di benakku.
Lelaki yang memperlakukanku dengan penuh kelembutan.
Lelaki yang selalu mengecup keningku..membelai rambutku…menelusuri setiap inchi tubuhku dengan ciuman cinta.
Masih selalu terasa hembusan nafasmu ditelingaku…mengucapkan kata cinta dan sesekali menggigit telingaku dengan mesra.
Sebuah senyuman untukmu malam ini.. ku usap perlahan air mata yang menetes di pipiku… ah Elang…

****

Elang tak datang lagi hari ini…aku masih menunggu.
Berharap lelaki itu datang kembali dan ucapkan kata cinta.
Berharap tubuh ini kembali dalam dekapan hangat lelaki yang mulai mengisi jiwanya.

Kurasakan rasa  yang telah lama hilang kini hadir kembali.
Tetapi…ketakutannya lah yang membuat tak satupun kata terucap
Aku diam saat Elang memintaku.
Dalam diam..aku pergi meninggalkan Elang..sempat kulihat gores kecewa di mata yang teduh itu.

Datanglah Elang…aku  mohon, dengan segala rindu yang akan aku  tumpahkan

****

Bersambung…

Kolaborasi nakal antara Elang dan Alia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun