Mohon tunggu...
Elang Langit
Elang Langit Mohon Tunggu... -

nakal...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Part 2) Cinta Itu Ada...The Last

25 Agustus 2011   13:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:28 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

[caption id="attachment_126765" align="aligncenter" width="448" caption="flickr.com"][/caption] Sebelumnya di Part 1...Elang pergi meninggalkan tanya yang tak terjawab. **** Widya melangkahkan kaki keluar rumah menuju sebuah cafe dibilangan Mangga Besar. Hari itu dia harus menemani seorang laki laki yang membutuhkan kehangatannya. Pagi tadi..om Joe menelponnya untuk segera menemuinya. Tampak om Joe sedang berbincang akrab dengan lelaki di sampingnya. Perlahan dihampirinya mereka sambil tersenyum. “Kenalkan ini Elang…manajer di kafe ini” ucap om Joe. “Hai..pa kabar?” sahut Widya sambil memperkenalkan diri. Lalu mereka bertiga terlibat pembicaraan yang akrab.Tak lama kemudian, om Joe pergi meninggalkan mereka berdua. Itulah awal Widya mengenal lelaki itu. Lelaki yang kemudian sering menemani hari harinya…lelaki yang membayar setiap detik waktu untuknya. **** Stasiun Tugu Yogyakarta, tampak seorang lelaki baru saja turun dari kereta ketika seorang pria paruh baya menegurnya “Mas Elang…saya disuruh Ndoro Putri menjemput Mas Elang” Lelaki itu tersenyum…perlahan dia masuk ke mobil dan tak lama, mobilpun meluncur membelah jalanan kota Yogya. Selama perjalanan, matanya tak lepas memandang sisi kota…kota yang telah lama dia tinggalkan. Tiga tahun dia mampu menggenggam dunia di Jakarta…mengikuti hasrat jiwanya..menunjukkan kemandiriannya. Hanya cinta yang tak mampu dia genggam. Perlahan terbayang kembali akan sosok wanita yang mengisi jiwanya…wanita yang diam saat dia meminta. “ Mas Elang..kita sudah sampai” ucapan lelaki paruh baya itu menyadarkan lamunannya. Yogya...disini aku harus memulai dari awal. **** Widya membuka pintu rumah dan mempersilahkan om Joe masuk. “ Bagaimana Widya…sudah kamu pikirkan lagi?” tanya om Joe “ Saya tidak akan kembali om… saya sudah memutuskan untuk berhenti..” “ Mengapa Widya,karirmu bagus, pelangganmu banyak.. mereka menanyakanmu..ayolah Wid…” “ Maaf, om.. sebaiknya om Joe pergi dari sini … saya tidak tidak akan kembali..’ “ OK.. kalau kamu berubah pikiran jangan ragu menghubungi saya, ya…” Joe meninggalkan rumah Widya. Setelah Joe pergi.. Widya termenung sendiri.. ah mudah mudahan keputusannya tidak salah.. **** Sudah dua minggu Widya meninggalkan hiruk pikuk pekerjaannya sebagai wanita penjaja cinta.. keputusan yang ia ambil atas dasar kesadaran… Ia ingin berubah.. ini semua karna laki laki yang di cintainya.. Elang.. Ah.. Elang dimana kau berada… mengapa rasa rindu ini tak jua sirna walau jarak telah memisahkan kita… Widya berusaha sekuat tenaga menepis bayangan Elang dari matanya.. rasa cintanya pada pria itu membuatnya pergi meninggalkan semua kenikmatan dan mimpi mimpi indah bersamanya.. ia takut semakin terjerumus ke dalam jurang cinta yang semakin dalam.. di lihatnya jam di dinding.. pukul 10.00 wib.. ia berjanji datang ke klinik bersalin yang menerimanya kerja mulai hari ini. **** Dr.Arman memperhatikan tangan cekatan Widya merapikan alat alat persalinan.. pandangannya tak lepas dari gadis cantik di depannya yang telah dua bulan bekerja di kliniknya.. ia merasa ada sesuatu yang menggelitik hatinya setiap menatap mata indah gadis itu. Perlahan Dr.Arman mendekati gadis itu. ‘ Widya… mengapa setiap saya mendekatimu.. kamu selalu menghindar?..’ ‘ maaf, dok.. saya memang sedang sibuk.. permisi…’ Widya ingin segera pergi, namun terlambat.. tangan lembut Dr.Arman telah meraih lengannya.. mereka berhadapan.. bertatapan.. Widya sangat mengerti arti tatapan itu… Widya mengerti apa kemauan dokter itu.Dari sikapnya yang selalu baik, dokter itu mengharapkan cinta darinya. Dalam sekejab…wajah sang dokter semakin mendekat ‘ Dok… ‘ namun Dr.Arman terlanjur mendaratkan ciuman panas ke bibir lembut Widya yang tak sanggup berbuat apa apa… Beberapa saat kemudian Dokter muda itu melepaskan ciuman dan pelukannya.. ia seolah tersadar atas apa yang di lakukan terhadap Widya yang terpaku menatapnya… ‘Maafkan aku Widya…aku terhanyut akan perasaanku padamu..maaf..’ Widya terdiam, perlahan dia pergi ke ruangannya untuk menenangkan hatinya yang berkecamuk. Dr.Arman menginginkannya… tiba tiba terlintas bayangan Elang di matanya.. mengapa pria itu masih terus membayanginya… hatinya sendiri tak merelakan dirinya dalam pelukan orang lain.. sungguh ia merindukan laki laki itu. **** Sejak saat itu Arman dan Widya semakin akrab. Widya berusaha menerima cinta Armand dan berusaha menghapus masa lalu dalam hatinya. Liburan ini mereka menghabiskan waktu berdua di pantai.. tak terasa hari beranjak malam. Armand terbawa suasana, didekapnya Widya pelan dan Widya hanya terdiam. Melihat hal itu, Armand semakin berani. Dicumbunya Widya...menghujaninya dengan ciuman yang membara. Dan Widya mulai hanyut…kerinduan akan belaian sosok Elang merasukinya. Tubuh mereka mulai menyatu dalam hasrat liar nan menggebu. Saat Armand akan melangkah jauh, Widya tersadar…didorongnya tubuh Armand yang  berada di atasnya. “Maaf…kita tak seharunya seperti ini” ucap Widya sambil mengenakan kembali pakaiannya. “Ayolah sayang…jangan munafik…bukankah dulu kamu sering melakukannya” Plaaakkk… sebuah tamparan mendarat di wajah Armand … Widya segera membuka pintu dan berlari menuju deretan Taxi yang parkir di dekat pintu gerbang… meninggalkan Armand yang berusaha mengejar namun Widya lebih cepat memasuki taxi. ‘ Jalan pak… ke Depok…. Agak cepet ya…’ Dalam taxi Widya menangis… tidak bolehkah seorang mantan pelacur hidup tanpa bayangan masa lalunya? Padahal ia mulai bisa menerima Armand dalam hatinya… walau belum sempurna, ia biarkan pria itu mengisi hari harinya yang kosong dan hampa… Armand ternyata sama saja dengan laki laki lain yang memadang dirinya rendah dan mudah di permainkan. **** Widya tidak berangkat kerja. Diputuskannya untuk berhenti dari klinik Dr.Armand. Hari ini dia akan mencoba mencari kerja. Ketika selesai berdandan, terdengar ketukan di pintu rumahnya. Armand sudah berdiri didepan ketika Widya membuka pintu. “Widya..maafkan aku…” Widya hanya terdiam..kemudian dipersilahkannya Armand duduk diteras depan. “Ayolah sayang..maafkan aku..aku khilaf malam itu” ucap Armand sambil menggenggam tangan Widya. Widya tak kuasa melepas genggaman Arman...ditatapnya mata lelaki itu…mencari kesungguhan dari sinar matanya. Dan disaat yang sama…Elang datang dihadapan Widya…menyapa dengan pelan “Hai Widya”. Widya terkejut..ditatapnya lelaki yang selama ini dirindukannya “E…Elang..” ucapnya sambil melepaskan tangan Armand. “Aku datang memenuhi janjiku sebagai lelaki…menanyakan keyakinanmu akan aku..untuk terakhir kali..menikahlah denganku” ucap Elang tegas tanpa memperdulikan adanya Armand di situ. Widya terdiam..ingin rasanya memeluk lelaki itu..menumpahkan semua hasratnya..tapi adanya Armand di situ membuatnya mengurungkan niatnya. Widya masih saja terdiam terpaku…air matanya menetes dan perlahan dia melihat tubuh Elang pergi dan mulai menghilang dari pandangannya. ***** Enam bulan sudah Elang ada di Yogya. Meninggalkan impiannya…meninggalkan cintanya. Kesibukannya merintis usaha baru tak membuatnya mudah melupakan Widya. Hatinya masih tertinggal di Jakarta. Keputusannya untuk pergi, masih menyisakan tanya yang belum juga terjawab oleh Widya. Dia ingat, saat saat terakhir sebelum meninggalkan Jakarta. Ia datang menemui om Joe, meminta Widya untuknya…untuk menikahinya. “Semua terserah Widya Lang…jika dia mau berhenti, aku akan mengabulkannya…tapi yang jelas, aku selalu berharap dia mau bekerja untukku” Lalu ia menemui Widya…dan Widya tetap diam. Elang kembali mengingat Widya…berharap ada keyakinan yang tumbuh di hati Widya..keyakinan untuk menerima dirinya. “Harus kutanyakan sekali lagi…untuk yang terakhir” bathin Elang berbisik. Dan tak lama kemudian, Elang sudah berada di sebuah kereta menuju Jakarta..menuju rumah Widya. **** Widya terbangun dari tidurnya kemudian menatap tubuhnya yang tak mengenakan busana. Dua bulan sudah. Dan hampir setiap malam dia selalu menumpahkan hasratnya..menyerahkan tubuh dan jiwanya. Dipandanginya lelaki yang masih tertidur disampingnya. Ingatannya kembali melayang…saat dia putuskan untuk berlari mengejar Elang yang hampir menghilang dari pandangannya…teringat ketika dia memeluk Elang erat…ah…andai dia tak mengejar Elang saat itu. Perlahan dibelainya wajah Elang yang masih tertidur…wajah suami tercintanya...kemudian dia pun membaringkan kepalanya didada Elang. **** Tamat Kolaborasi nakal antara Alia dan Elang Baca kisahnya lengkapnya di : Bagian pembuka Part 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun