[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Penerimaan Karyawan/ Admin (Kompas.com,Shutterstock)"][/caption]
Beberapa hari yang lalu, seorang teman bernama Mbah Paito menulis artikel dengan judul Susahnya Mencari Karyawan.
Tulisan ini dibuat bukan untuk membantah tulisan teman saya itu, karena pada kenyataannya, memang banyak toko yang kesulitan mencari karyawan. Akan tetapi, tulisan ini adalah sekedar berbagi pengalaman dan ide yang saya terapkan sebagai pemilik toko, yang begitu mudah mendapatkan karyawan.
Pertengahan tahun 2002, saya memberanikan diri membuka sebuah toko yang menjual handphone. Dengan modal yang sangat besar yaitu modal nekat, saya membuka toko sendirian. Dan tentu saja, dengan sedikit uang ditambah modal pinjaman dari seseorang. Ya iyalah pake duit juga, kan mau jualan, emangnya jual diri yang gak perlu pake duit.
Awalnya, saya hanya sendirian mengelola toko, mulai dari membeli sampai menjual barang dagangan. Saat itu belum ada sales produk seluler yang masuk ke daerah Rembang. Jadi, mulai dari aksesoris, handphone sampai no perdana harus dibeli ke Semarang. Jika sudah waktunya belanja, terpaksa saya menutup toko untuk pergi ke Semarang. Dibutuhkan waktu sekitar 3 jam dengan sepeda motor untuk sampai ke Semarang, dengan begitu, toko saya liburkan selama satu hari. Suatu pemikiran bodoh, jika saya membiarkan toko tetap buka, sedangkan saya pergi ke Semarang...trus siapa yang jaga? hahaha.
Pembaca yang budiman. (haduh koq formil amat) Banyak yang bisa dipelajari dari mengelola sebuah toko. Kita bisa belajar menjadi manajer, sekaligus belajar menjadi customer service, belajar menjadi sales, belajar menjadi akuntan, belajar menjadi tenaga ahli dan masih banyak lagi yang bisa dipelajari.
Oh ya, belajar kesabaran juga. Pernah suatu ketika, ada bapak bapak ngamuk berat gara gara handphone yang dibeli dari toko saya gak ada signalnya. Setelah si bapak ngomel panjang lebar, saya meminta HP nya untuk dicek. Ternyata, masa tenggang kartu sudah habis. Rupanya si bapak hanya menggunakan handphonenya untuk menerima panggilan dari anaknya di luar kota, tanpa pernah mengisi pulsa. Jadi bukan HP nya yang rusak, pengen rasanya ngajak berantem aja tu bapak, tapi sebagai penjual yang baik, ya harus sabar. Sabar sambil berkata dalam hati, kalo masih ngamuk, gue tonjok beneran neh hahaha.
Alhamdulillah usaha berjalan lancar, toko mulai ramai pembeli, dan saya merasa sudah saatnya mencari karyawan untuk membantu saya. Saya mulai bertanya sama pemilik toko sebelah kanan dan kiri, berapa gaji karyawan penjaga toko. Saat itu, gaji penjaga toko sebesar Rp. 250 - 300 ribu rupiah. Mungkin bagi pembaca, itu merupakan jumlah yang kecil, tapi itulah standar gaji karyawan toko di Rembang saat itu.
Kemudian, mulailah saya berhitung. Dalam berbisnis, kita bisa menghitung laba, memprediksi pasar, menghitung biaya seperti tenaga kerja, listrik, sewa toko dll. Tetapi ingat! kita tidak bisa menghitung/memprediksi berapa rezeki untuk kita. Satu tips untuk sewa toko buat pembaca. Jika kita menyewa toko, hitunglah besarnya biaya sewa secara harian. Misalnya, saat itu saya menyewa toko sebesar 2.500.000/tahun, jumlah biaya sewa saya bagi dengan angka 300 (catatan, 1 tahun ada 365 hari, saya ambil 300 hari dengan asumsi ada hari libur untuk toko), dengan begitu, maka ketemulah biaya sewa harian toko yang saya bulatkan menjadi 10 ribu/hari. Jadi, kalo sehari untung 10 ribu berarti kita cuma kerja bakti atau kerja rodi, kalo untung 50 ribu, berarti 10 ribu untuk sewa, dikurangi gaji karyawan, listrik dsb.
Berbekal hitungan dasar, saya meminta teman untuk dicarikan karyawan toko. Syarat dari saya sederhana saja, cewek dengan wajah cantik. Ya iyalah, siapa sih yang gak suka cewek cantik, saya lelaki normal dan bujangan, jadi bisa menambah semangat kerja. Pembaca yang cowok pasti setuju kan, kalo rekan kerja yang cantik bikin semangat, yang gak setuju mungkin maho hahaha. Lagipula, karyawan toko yang cantik merupakan daya tarik tersendiri bagi pembeli di toko.
Gak perlu waktu yang lama saya sudah mendapatkan karyawan cewek dengan wajah cantik. Saya mulai dari nol untuk mengajari karyawan baru ini. Mulai dari cara menghadapi pembeli, cara mengisi pulsa sampai cara menawarkan handphone. Yah, namanya juga ngajarin, ada susahnya, ada juga enaknya. Susahnya, ya harus sabar dan telaten, kalo enaknya, bisa pegang tangan tuh cewek waktu ngajarin komputer pas pegang mouse *modus hehehe Tak lama kemudian, kami saling jatuh cinta *Hei! Lupakan kalimat yang terakhir!...itu cuma fiksi, sekedar intermezzo hahaha
Dengan adanya karyawan cewek, ditambah toko yang semakin ramai, saya semakin bersemangat. Ketika trend HP polyphonic, saya merambah bisnis isi ringtone, selanjutnya ke cetak foto HP saat demam HP kamera mewabah (penyakit kali mewabah). Saya menambah dua karyawan lagi, dan tidak sulit untuk mendapatkan karyawan baru, karena saya menawarkan hal yang ditawarkan oleh toko lain.
Untuk mendapatkan loyalitas dan etos kerja yang tinggi dari karyawan, saya menggunakan cara sebagai berikut :
1.Saya memberikan bonus keuntungan untuk setiap satu handphone yang terjual pada karyawan. Perlu diketahui, saat itu keuntungan satu HP lumayan besar, apalagi untuk HP second/bekas. Begitu juga bonus keuntungan untuk isi ringtone dan cetak foto. Secara hitungan matematis, keuntungan saya berkurang dengan cara itu, tapi disinilah saya merasakan bahwa rezeki saya bertambah, omzet malah semakin bertambah. Kemudian saya menyadari, ada pintu rezeki yang tidak bisa dihitung secara matematis, rezeki melalui karyawan saya. Konsep pembagian keuntungan ini membawa dampak yang baik, misalnya loyalitas karyawan, karyawan merasa dihargai dan merasa bertanggung jawab terhadap kelangsungan toko.
2.Karyawan adalah partner dalam bekerja, dia bukan sekedar orang yang diupah atas pekerjaannya. Karena selama ini yang biasanya kita anggap partner adalah orang yang menanamkan modal untuk kerja kita, maka mindset itu harus diubah. Perlakukan karyawan seperti partner kerja, biarkan dia memberi ide, masukan bahkan mengambil keputusan. Tapi ingat! Jangan pernah setujui karyawan mengambil keputusan untuk membakar toko...Bahaya! hahaha. Libatkan karyawan dalam hal perencanaan dan strategi di toko. Yakinlah, karyawan akan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk kemajuan toko, karena mereka merasa ikut memiliki toko. Ingat point 1!.
3.Toko adalah batu loncatan bagi karyawan. Hal itu yang sering saya tekankan pada karyawan. Banyak kesempatan yang lebih baik diluar sana siap menanti. Untuk itulah saya mengajari mereka dengan ilmu yang saya miliki, misal mulai dari Ms Word, photoshop sampai instalasi program dan jaringan. Mengajari manajemen dan mengambil keputusan, mengenalkan pada relasi saya, pada distributor bahkan memotivasi agar mereka bisa mandiri dengan menawarkan pinjaman modal dan sumbangan pemikiran. Saya pun memberikan kesempatan pada karyawan yang mau kuliah dengan memberikan kelonggaran waktu kerja tanpa mengurangi upah. Alhamdulillah, ada karyawan saya yang bisa jadi sarjana. Saya menawarkan juga untuk yang mampu mengelola toko, karena ada saatnya, toko saya tinggalkan dan beralih ke usaha lain, toko hanya menjadi investasi saya tanpa saya harus terlibat di dalamnya.
4.Jalin kebersamaan dan keakraban di dalam toko. Karyawan butuh libur, karyawan butuh refreshing, maka berikan waktu itu untuk mereka. Gak ada salahnya, sesekali ngajak karyawan liburan bersama. Bahkan saya mempersilahkan karyawan yang butuh ijin untuk sekedar malam mingguan. Jangan pelit untuk mentraktir karyawan, belikan mereka bakso atau cemilan, suasana akan menyenangkan walau hanya sekedar makan bakso bersama sama. Saat saya melepas pengelolaan toko, saya masih sering mampir untuk sekedar menyapa dan membawa jajanan untuk mereka.
Hal itulah yang saya lakukan dalam mengelola toko. Ketika ada karyawan yang keluar karena menikah, saya dengan mudah mendapat pengganti karena 4 hal tersebut sering menjadi obrolan antar karyawan. Bahkan seringkali saya menolak karyawan dari toko tetangga yang ingin pindah kerja ke toko saya. Demikian tips mengelola toko dari saya, semoga bermanfaat.
Manajer Serabutanwork
Elang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H