Dengan adanya karyawan cewek, ditambah toko yang semakin ramai, saya semakin bersemangat. Ketika trend HP polyphonic, saya merambah bisnis isi ringtone, selanjutnya ke cetak foto HP saat demam HP kamera mewabah (penyakit kali mewabah). Saya menambah dua karyawan lagi, dan tidak sulit untuk mendapatkan karyawan baru, karena saya menawarkan hal yang ditawarkan oleh toko lain.
Untuk mendapatkan loyalitas dan etos kerja yang tinggi dari karyawan, saya menggunakan cara sebagai berikut :
1.Saya memberikan bonus keuntungan untuk setiap satu handphone yang terjual pada karyawan. Perlu diketahui, saat itu keuntungan satu HP lumayan besar, apalagi untuk HP second/bekas. Begitu juga bonus keuntungan untuk isi ringtone dan cetak foto. Secara hitungan matematis, keuntungan saya berkurang dengan cara itu, tapi disinilah saya merasakan bahwa rezeki saya bertambah, omzet malah semakin bertambah. Kemudian saya menyadari, ada pintu rezeki yang tidak bisa dihitung secara matematis, rezeki melalui karyawan saya. Konsep pembagian keuntungan ini membawa dampak yang baik, misalnya loyalitas karyawan, karyawan merasa dihargai dan merasa bertanggung jawab terhadap kelangsungan toko.
2.Karyawan adalah partner dalam bekerja, dia bukan sekedar orang yang diupah atas pekerjaannya. Karena selama ini yang biasanya kita anggap partner adalah orang yang menanamkan modal untuk kerja kita, maka mindset itu harus diubah. Perlakukan karyawan seperti partner kerja, biarkan dia memberi ide, masukan bahkan mengambil keputusan. Tapi ingat! Jangan pernah setujui karyawan mengambil keputusan untuk membakar toko...Bahaya! hahaha. Libatkan karyawan dalam hal perencanaan dan strategi di toko. Yakinlah, karyawan akan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk kemajuan toko, karena mereka merasa ikut memiliki toko. Ingat point 1!.
3.Toko adalah batu loncatan bagi karyawan. Hal itu yang sering saya tekankan pada karyawan. Banyak kesempatan yang lebih baik diluar sana siap menanti. Untuk itulah saya mengajari mereka dengan ilmu yang saya miliki, misal mulai dari Ms Word, photoshop sampai instalasi program dan jaringan. Mengajari manajemen dan mengambil keputusan, mengenalkan pada relasi saya, pada distributor bahkan memotivasi agar mereka bisa mandiri dengan menawarkan pinjaman modal dan sumbangan pemikiran. Saya pun memberikan kesempatan pada karyawan yang mau kuliah dengan memberikan kelonggaran waktu kerja tanpa mengurangi upah. Alhamdulillah, ada karyawan saya yang bisa jadi sarjana. Saya menawarkan juga untuk yang mampu mengelola toko, karena ada saatnya, toko saya tinggalkan dan beralih ke usaha lain, toko hanya menjadi investasi saya tanpa saya harus terlibat di dalamnya.
4.Jalin kebersamaan dan keakraban di dalam toko. Karyawan butuh libur, karyawan butuh refreshing, maka berikan waktu itu untuk mereka. Gak ada salahnya, sesekali ngajak karyawan liburan bersama. Bahkan saya mempersilahkan karyawan yang butuh ijin untuk sekedar malam mingguan. Jangan pelit untuk mentraktir karyawan, belikan mereka bakso atau cemilan, suasana akan menyenangkan walau hanya sekedar makan bakso bersama sama. Saat saya melepas pengelolaan toko, saya masih sering mampir untuk sekedar menyapa dan membawa jajanan untuk mereka.
Hal itulah yang saya lakukan dalam mengelola toko. Ketika ada karyawan yang keluar karena menikah, saya dengan mudah mendapat pengganti karena 4 hal tersebut sering menjadi obrolan antar karyawan. Bahkan seringkali saya menolak karyawan dari toko tetangga yang ingin pindah kerja ke toko saya. Demikian tips mengelola toko dari saya, semoga bermanfaat.
Manajer Serabutanwork
Elang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H