Mohon tunggu...
Gilang Fitrah
Gilang Fitrah Mohon Tunggu... Administrasi - .

Fans berat Sufjan Stevens dan Bjork..

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

"Folklore", Album yang Jadi Bukti Pendewasaan Bermusik Taylor Swift

28 Juli 2020   21:43 Diperbarui: 29 Juli 2020   02:27 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum genap setahun sejak perilisan album studio ketujuhnya yang berjudul Lover, Taylor Swift kini hadir dengan album studio kedelapannya berjudul Folklore. Merupakan sebuah kejutan, karena dirilis beberapa jam setelah pengumuman di sosial media milik Taylor Swift. 

Dalam album ini Taylor juga menggandeng Jack Antonoff sebagai produser. Jack Antonoff sendiri sudah memproduseri Taylor Swift sejak album kelimanya, 1989. Proses pembuatan Folklore sendiri dilakukan selama Taylor menjalani masa karantina saat pandemi Covid-19. 

Album ini penuh dengan nuansa folk dan alternative rock dimana piano dan gitar akustik adalah instrumen yang paling dominan terdengar. Berisi 16 Lagu downtempo dengan suara lo-fi sound dan melankolis yang terdengar lembut dan santai.

Tidak heran karena kali ini Taylor berkolaborasi dengan musisi beraliran alternative Bon Iver sebagai guest di salah satu lagu dan Aaron Dessner yang tidak lain adalah gitaris band rock The National sebagai produser. Hal ini berbeda dari album Taylor sebelumnya yang dipenuhi lagu bergenre pop.


Sebagai track pembuka, ada lagu berjudul The 1. Lagu yang didominasi piano ini menceritakan tentang nostalgia akan cinta yang hilang.

Track selajutnya adalah Cardigan yang bercerita tentang cinta di masa muda. melalui lirik "when you are young they assume you know nothing" Taylor menjelaskan rasanya cinta di masa muda. Music videonya sendiri penuh dengan fantasi seperti di kisah Peter-Pan. 

Lalu di The Last Great American Dynasty bercerita tentang kehidupan Rebekah Harkness, istri dari seorang pengusaha minyak kaya yang kehidupan pribadinya menjadi sorotan, seperti Taylor. Keluarga Rebekah sendiri dulu pernah tinggal di sebuah rumah mewah yang kini dimiliki oleh Taylor Swift.

Lalu di track Exile Taylor menampilkan Bon Iver sebagai featured artist. Di lagu ini Bon Iver mengungkapkan perasaan seperti terasing ketika Taylor Swift begitu cepat move on dari kegagalan suatu hubungan cinta. 


Kemudian disusul lagu My Tears Ricochet. Di lagu ini Taylor lebih mengeksplor kemampuannya untuk bernyanyi di nada rendah. Ia juga mengatakan bahwa lagu ini adalah lagu pertama yang ia tulis untuk Folklore.

Sementara itu pada lagu Mirrorball Taylor menjelaskan bahwa ia selalu berusaha menjadi apa yang diinginkan oleh orang di sekitarnya melalui lirik, "i've never been a natural / all i do is try, try, try". 

Track selanjutnya adalah Seven dimana Taylor bercerita tentang teman masa kecilnya yang kurang bahagia. Dilanjutkan dengan lagu August yang bercerita tentang kebesaran hati ketika kita tidak bisa memiliki seseorang.

Lirik di lagu ini juga terasa relatable yaitu "August sipped away like a bottle of wine / 'Cause you were never mine". Selain itu lagu ini adalah lagu ke delapan di album ini, seperti bulan Agustus yang menjadi bulan ke delapan dalam setahun.


Memasuki track ke sembilan This Is Me Trying menjelaskan di mana Taylor mencoba memperbaiki suatu hubungan yang sudah memburuk.

Di lagu selanjutnya ada Illicit Affairs, salah satu lagu "tergelap" di album ini. Taylor bercerita tentang ketidaksetiaan satu pihak yang berakibat pada hancurnya perasaan pihak lain dalam suatu hubungan. 

Di track Invisible String yang didominasi oleh suara gitar akustik Taylor bercerita tentang keterikatannya pada seseorang melalui 'benang yang tak terlihat'.

Berikutnya ada lagu Mad Woman, bercerita tentang wanita yang selalu disalahkan oleh para pria. Beberapa fans percaya, lagu ini adalah curahan hati Taylor atas perselisihannya dengan beberapa pria di antaranya rapper Kanye West dan bekas manajernya, Scooter Braun.


Pada lagu ke tigabelas Epiphany yang berkisah tentang keinginan seseorang menemukan kedamaian dalam mimpi. Ditulis Taylor di tengah pandemi dan krisis seperti saat ini membuat lagu ini terdengar relatable oleh para pendengarnya. Dilanjutkan oleh lagu Betty, di mana pada lagu ini Taylor bercerita tentang kisah cinta Betty dan James. 

Menurut para swifties, lagu Betty, Cardigan, dan August berhubungan satu sama lain karena menceritakan kisah yang hampir sama dan membuatnya dikenal dengan Trilogi Cinta Remaja atau "Teenage Love Triangle". 

Lalu di lagu Peace yang merupakan lagu paling "tenang" di album ini, Taylor menjelaskan proses pendewasaannya dalam memandang hubungan percintaan bahwa dia tidaklah sempurna melalui lirik, "Would it be enough if I could never give you peace?".

Folklore pun ditutup dengan lagu Hoax yang memberikan suasana mellow dengan dentingan piano. Lagu ini sangat cocok untuk melengkapi suasana gelap yang menjadi tema utama.


Pada akhirnya, album Folklore akan dikenal sebagai album "independen" Taylor Swift dimana ia mencoba menuangkan pikirannya selama karantina di masa pandemi seperti saat ini. Album ini juga dinilai sebagai album Taylor yang paling personal.

Sebagai rilisan pertama Taylor Swift di usia 30-an, Folklore menggambarkan pendewasaan Taylor dalam bermusik. Di album ini juga Taylor dapat membuktikan bahwa ia bisa keluar dari zona nyaman dalam bermusik dengan memberikan musik yang sangat berbeda dari sebelumnya. 

Dengan banyaknya ulasan positif atas album ini, membuat Folklore menjadi salah satu highlight dalam diskografi sang penyanyi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun