Mohon tunggu...
Elang Bakhrudin
Elang Bakhrudin Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer and Observer of Community Problems

Likes to share knowledge and experience for community enlightenment

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Atasi Energi Negatif dengan Hal Positif

3 November 2022   12:52 Diperbarui: 3 November 2022   12:52 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanda bahwa stroom itu ada, bukan dilihat dari wujudnya tapi dari gejala yang ditimbulkannya. Seperti lampu menyala, kipas angin muter, sepiker bisa bunyi dan lain sebagainya. Kabel telanjang yang kita pegang akan menimbulkan daya  sengat yang luar biasa manakala ada strumnya, sehingga soal strum itu adalah energi yang bisa dibuktikan adanya saat ada gejala atau akibat yang muncul. Demikian pula dengan istilah "Syetan".  Ia berasal dari kata "satana" yang berarti jauh dari kebaikan. Siapapun yang di dalamnya ada energi satana (demon energy) pasti akan menjauhi perbuatan yang baik dan benar. Namanya juga energi maka syetan tidak bisa pisah dari manusia, karena ada bagian yang tersedia untuk syetan dalam diri manusia yang disebut hawa nafsu.

Kasus-kasus kejahatan yang setiap hari kita dengar beritanya, seperti pembunuhan sadis, pembantaian anak istri, pemerkosaan dan tindakan kriminal lainnya adalah bukti nyata bahwa ketika manusia dikuasai oleh energi satana maka akan menimbulkan prilaku kejam dan jahat. Al-Quran mengatakan bahwa andaikan kebenaran itu berdasarkan hawa nafsu maka hancurlah dunia ini (QS.23:71), manusia yang berenergi satana akan menjadikan nafsu sebagai Tuhannya (23:45). Kalau sudah demikian maka kejahatan dianggap sebagai kebajikan, dan bisa menganggap kebajikan adalah kejahatan. Ini sebagai dampak terkuasainya jiwa oleh energi negatif satana.

Rasa sesal biasanya muncul setelah energi satana ini mereda. Dalam bahasa lain yang biasa kita dengar adalah rasa menyesal baru muncul ketika Syetan pergi meninggalkan sarangnya yaitu hawa nafsu, namun jangah lupa ketika manusia telah berbuat kejahatan  maka sebenarnya sudah masuk dalam kekuasan syetan, "Syetan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah"...(58:19). Setan yang "ghaib" memang telah diizinkan Tuhan untuk menggoda manusia (7:16), dan hanya manusia yang mau digoda yang bisa dikuasai setan. Adapun manusia yang pasang badan menangkal Syetan  dengan cara gunakan akal dan hati maka akan tetap terjaga kemuliaannya, terhiasi sifat-sifat mulia dalam prilakunya. Dengan kata lain dipandu oleh anggel energy (energi malaikat/kebajikan).

Jadi yang perlu kita khawatiri sebenarnya bukan syetan dalam perpektif ghaib yang digambarkan menyeramkan dan menakut-nakuti di tempat sepi atau di rumah-rumah kosong, untuk menghadapi mereka  cukup dengan rukyah mereka akan  pergi, namun yang kita takuti justru syetan yang nampak jelas terlihat berupa manusia jahat, yang bisa merusak kehidupan nyata, mencerai beraikan rumah tangga, adu domba dan fitnah yang menimbulkan banyak korban dan lain sebagainya. Manusia yang dipenuhi dengan energi negatif maka hakekatnyan telah menjadi manusia setan. Manusia jenis ini dengan sendirinya telah menjadi apa yang disebut dengan hizbusyaithan, yaitu tentara syetan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun