Mohon tunggu...
elang mutaqin
elang mutaqin Mohon Tunggu... -

Suka Tantangan dan mengerjakan sesuatu yang bikin kepala pusing.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tidak Lulus karena Praktikum Ibadah…?

22 September 2010   01:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:04 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak Lulus karena Praktikum Ibadah…?

Bagaimana menurut anda? jika kelulusan mahasiswa ditentukan oleh sebuah kegiatan non SKS yang bernama praktikum ibadah dan qiro’ah. Ini cerita nyata di sebuah fakultas, disebuah kampus negeri di Jakarta. Seorang mahasiswa dinyatakan tidak bisa lulus jika belum mendapat nilai kegiatan praktikum ibadah dan qiroah, meskipun si mahasiswa telah merampungkan semua nilai mata kuliah—kecuali nilai praktikum ibadah tentunya.

“Bagaimana doa setelah sholat wajib?” Penguji memulai pertanyaan.

“Ya Allah maafkanlah dosa-dosa hamba, dan dosa kedua orang tua hamba…” Si mahasiswa menjawab.

“Bukan seperti itu….” si penguji langsung memotong.

“Yang seperti apa bu…?” Si mahasiswa terheran.

“kamu muslim kan? Masa kamu ga tau…???” si penguji menghardik.

“Doa setelah sholat jenazah” si penguji langsung memotong dan melanjutkan ke pertanyaan lain.

“Ya Allah ampunilah dosa-dosa si mayit ini, lapangkanlah kuburnya…”

“bukan seperti itu…!!!” penguji langsung memotong, dengan ekspresi mata melotot. Yang di plototi hanya tersenyum.

“Kamu bisa ga sih? Masa doa habis sholat wajib, sholat jenazah seperti itu,apa kamu ga pernah sholat…???”

“Ini kampus Islam..? jangan memalukan fakultas lah…????”brondongan pernyataan yang mirip penghakiman itu meluncur dengan deras…. Bla..bla…

“ada yang salah bu?”

“klw bukan karena smstr akhir, ga saya lulusin kamu…???” si penguji malah mengerutu.. Tuing..tuing…tuing

Berbagai macam aneka pertanyaan langsung berloncatan dari tempurung kepala si mahasiswa, seperti kodok merloncar riang menyambut hujan.

Apakah ia salah berdoa dengan bahasa yang seperti itu???

Dengan bahasa Indonesia, sebagai satu-satunya bahasa yang ia tahu…???

Haruskah setiap doa dengan menggunakan bahasa arab???

Apakah Tuhan tidak mengerti terhadap doa-doa yang diucapkan tidak dengan bahasa Arab???

Bisa bantu menjawabnya….??? Karena ratusan pertanyaan lain sedang gelisah mengantri untuk menunggu keluar…??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun