Mohon tunggu...
elang mutaqin
elang mutaqin Mohon Tunggu... -

Suka Tantangan dan mengerjakan sesuatu yang bikin kepala pusing.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menjadi Biasa atau Luar Biasa

20 September 2010   03:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:07 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari ini 20 september aku duduk diantara ratusan mahasiswa baru di kampus tercinta, ada yang makin terus membara di dada ini ketika melihat mereka, sepertinya rasa itu tidak pernah padam dan terus membara. Sepuluh tahun lalu dengan semangat mengapai hidup yang lebih baik, aku tinggalkan kampung miskin di utara Jawa Tengah, merantau ke Jakarta, menjemput mimpi. Ya…hanya membawa mimpi. Dua tahun aku habiskan bergulat dengan bekerja, aku sisihkan hasil bekerja untuk aku tabung, hanya ada satu tujuan. Kuliah. Meski bagi orang kampong seperti ku, kuliah mungkin hanya mimpi. Tapi aku tidak hanya mau sekedar mimpi. Aku mau mimpi itu menjadi nyata.

8 tahun lalu, bersama ratusan mahasiswa baru di kampus IAIN Jakarta, aku terbakar gelora. Ada rasa minder memang di awalnya, anak kampung yang memberanikan diri kuliah dengan uang pas-pasan. Bertemu ratusan mahasiswa yang kebanyakan mereka datang dari kalangan berada, tidak jarang bawa mobil atau diantar oleh orang tua mereka dengan mobil. Aku seorang diri, terjun bebas ke gelanggang bernama perkuliahan, tanpa mentor, hanya berbekal senyum ibu, dan segelintir mimpi. Tapi aku telah membuktikan bahwa aku bisa. Bahwa pendidikan bukan hanya milih orang berada. Bahwa pendidikan adalah hak setiap anak bangsa. Bahwa pintar adalah kewajiban kita. Aku tidak akan pernah berhenti untuk terus belajar.

Hidup memang guru yang paling baik. Tak terasa delapan tahun sudah. Tapi aku masih duduk disini, masih bersama mereka. Tapi aku tidak pernah menyesal. Aku masih haus, aku masih ingin menantang. Kampus tidak pernah memberikan kepuasan apa-apa, hanya ritual-ritual formalism. Dengan sistem dan kualitas dosen yang memprihatinkan, kita tidak bisa terlalu banyak berharap kepada mereka. Bagi mereka yang merindukan ilmu pengetahuan, maka jangan mengandalkan ilmu yang kamu peroleh di kampus, jagad raya ini adalah laboratorium besar yang bisa menjadi kawah candradimuka mu.Jangan berpuas…terus gelisah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun