Kemarin, saya pulang kampung ke kota kecil di Jawa Timur. Disana, anak saya banyak bertemu anak-anak lain yang sepantaran dan yang lebih besar. Ada pertanyaan terlontar dari saudara yang cukup mengagetkan, "anaknya ngga main HP? kok bisa ya?" Saudaraku bingung karena anakku yang berumur 1,5 tahun tidak bermain handphone. "Ngga nonton TV juga? Gimana caranya?" Â
Di zaman serba canggih ini, anak balita, batita, bahkan bayi pun sudah lumrah diberikan handphone atau tablet. Saya rasa fenomena ini bisa dilihat baik di perkotaan maupun di desa.
Beberapa orang dewasa pun sering saya dengar berkomentar, "anak kecil sekarang mah taunya youtube dan tiktok, bukan kelereng, bekel, lompat tali, atau petak umpet." Kehidupan anak tanpa gadget pun kerap menjadi suatu hal yang dianggap aneh dan sulit dilakukan.
Statistik internasional menunjukkan lebih dari 60% anak menonton televisi lebih dari 2 jam per hari. Beberapa data juga memperlihatkan adanya peningkatan angka penggunaan screen time pada anak usia dini.Â
Padahal, rekomendasi dari AAP (American Academy of Pediatrics) dan WHO mengarahkan anak usia dibawah 2 tahun untuk menghindari penggunaan media digital dan anak usia diatas 2 tahun untuk membatasi penggunaan maksimal 2 jam perhari. Â
Tentu ada alasan dibalik pembatasan penggunaan gadget pada anak. Anak usia dini membutuhkan banyak stimulasi dari luar untuk perkembangan otak. Kontak yang konstan dengan gambar pada layar dapat mempengaruhi fokus dan atensi anak.Â
Paparan screen time yang tinggi pada anak usia dini juga menunjukkan hubungan dengan masalah emosional dan perilaku di kemudian hari. Selain itu, juga dapat mengganggu jam tidur dan menyebabkan aktivitas fisik yang berkurang. Paparan terhadap konten yang tidak seharusnya ditonton oleh anak juga dapat menyebabkan masalah baru seperti kekerasan, pornografi, dan lain lain.
Saya yakin ada banyak hal yang mempengaruhi penggunaan screen time berlebih pada anak, termasuk faktor kesibukan orang tua, kelelahan, dan alasan lainnya.Â
Namun, tulisan ini untuk mengingatkan bahwa sudah banyak orang yang menormalisasi penggunaan gadget yang berlebihan pada anak. Banyak anak di usia yang teramat dini yang kegiatan sehari-harinya bergantung dengan gadget, seperti tidak mau makan kalau tidak sambil nonton.Â
Menormalisasi hal tersebut merupakan tindakan yang kurang tepat. Gadget merupakan hal yang harus kita syukuri sebagai kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, tetapi penggunaan yang rasional terutama untuk anak-anak menjadi hal yang harus diperhatikan.Â
Gadget diberikan kepada anak sesuai anjuran dan sesuai kebutuhan. Bukan suatu hal yang kita berikan begitu saja tanpa ada batasan atau hanya karena "anak lain juga seperti itu kok". Â Tidak ada kata lain selain semangat untuk sesama ibu dan orangtua yang sedang berusaha yang terbaik dalam membesarkan anaknya. Semangat moms!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H