Jagat tenaga kesehatan, orang tua, pegiat parenting, dan seluruh sosial media dipenuhi dengan pelarangan obat sirup oleh Kementrian Kesehatan. Pasalnya, kasus terkontaminasinya sirup obat oleh zat dietiken glikol dan etilen glikol di Gambia, Afrika bersamaan dengan bermunculannya kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia yang tidak diketahui penyebabnya. Sejak akhir bulan Agustus 2022, terlapor adanya peningkatan tajam pada kasus gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak usia dibawah 5 tahun, dimana terdapat 206 kasus. BPOM RI sudah menyatakan bahwa obat yang disebutkan berhubungan dengan kasus gagal ginjal akut di Afrika tidak terdaftar di BPOM dan Indonesia. Namun, Kementrian kesehatan akhirnya memutuskan mengambil kebijakan sebagai wujud kehatihatian, antisipatif, dan pencegahan yaitu melarang konsumsi obat- obatan sirup tanpa rekomendasi tenaga kesehatan sampai hasil penelusuran tuntas. Selain itu, tenaga kesehatan dan apotek diminta untuk tidak meresepkan dan memperjualbelikan obat cair/sirup.
Menanggapi hal tersebut, kepanikan dirasakan oleh orang tua mengenai bagaimana jika anak sakit dan perlu obat. Lantas, apa yang bisa dilakukan di rumah saat anak sakit?
1. Tenang namun tetap waspada
Yang pertama dan perlu dipanami yaitu demam yang merupakan respons tubuh terhadap sesuatu yang terjadi ditubuh, termasuk infeksi. Penyebab infeksi yang tersering ialah virus. Virus menyerang tubuh dengan cara menginvasi  sistem imun yang menyebabkan dihasilkannya zat sitokin pirogenik. Zat inilah yang kemudian berinteraksi dengan hipothalamus otak dan menyebabkan peningkatan set point di pusat pengaturan suhu. Infeksi yang disebabkan oleh virus umumnya sembuh sendiri dan tidak perlu konsumsi obat apapun jika memang tidak ada indikasi atau kegawatan.
Walaupun disarankan untuk menghadapi dengan tenang, kita tetap harus waspada dengan cara memantau keadaan anak. Ukur suhu dengan termometer. Cek apakah anak sesak atau tidak. Cek tanda dehidrasi, seperti bawah mata atau ubun ubun cekung, penurunan jumlah atau frekuensi pipis.
2. Cukupi kebutuhan cairan
Anak yang sakit dapat diikuti dengan sulitnya asupan makan minum. Belum lagi jika ada muntah atau diare. Untuk itu, yang penting juga dilakukan adalah cukupi kebutuhan cairan. Apabila bayi ASI atau pengganti ASI pastikan asupan susunya sesuai kebutuhan umurnya. Jika anak lebih besar bisa perhatikan kebutuhan air putihnya.
3. Makan makanan bergizi
Makanan yang bergizi lengkap dan bervariasi yang terdiri dari makanan pokok, lauk hewani dan nabati, termasuk buah dan sayur.  Buah dan sayur menandung beragam vitamin dan mineral yang diperlukan untuk mempertahankan kekebalan tubuh. Apabila anak kurang nafsu makan, bisa diberikan makanan dalam porsi yang sedikit  namun dengan frekuensi lebih  sering.
3. Kompres hangat ketika demam
Kompres hangat dapat diberikan dahi, lipatan ketiak, atau leher. Suhu hangat dari kompres menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan mendukung pengeluaran panas tubuh.
4. Istirahat
 Isrirahat yang cukup dan jam tidur yang cukup tentu dapat meningkatan imunitas tubuh sehingga mendukung proses penyembuhan
Peningkatan kasus gagal ginjal akut atipikal progresif menjadi saat ini menjadi sorotan masyarakat. Beberapa diantaranya panik karena sedang mengurus si kecil yang sedang sakit di rumah. Tips diatas dapat membantu sebagai tatalaksana awal anak sakit. Namun, apabila ada tanda kegawatan atau tidak kunjung membaik, bawa segera anak ke rumah sakit agar diberikan tatalaksana dengan pertimbangan obat yang sesuai dengan anjuran pemerintah saat ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H