Mohon tunggu...
El Alsha
El Alsha Mohon Tunggu... Dokter - Medical doctor

A Medical doctor who loves to learn and share

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Catatan Kecil Program Edukasi di Puskesmas

31 Agustus 2022   14:10 Diperbarui: 31 Agustus 2022   14:14 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyampaian edukasi mengenai kehamilan risiko tinggi. Dokpri

Diwajibkan bagi lulusan dokter baru untuk menjalani program intership dokter, dimana dokter-dokter secara serentak diberangkatkan untuk bekerja di RS dan puskesmas yang wahananya tersedia di seluruh Indonesia. Pada internship ini, selain bertugas sebagai dokter pelayanan, juga diharuskan untuk membuat beberapa tugas yang salah satunya yaitu mini project di puskesmas tempat bertugas.

Saya mendapatkan wahana di suatu puskesmas di Jawa Barat yang cukup jauh dari kota. Disekitarnya sebagian besar sawah dan rumah-rumah penduduk terletak berjauh-jauhan dari puskesmas. Setelah berdiskusi dengan tenaga kesehatan di puskesmas untuk menentukan latar belakang mini project saya, diputuskanlah untuk mengangkat tema kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil. 

Pada data kunjungan 1 bulan terakhir, masih cukup banyak ibu hamil yang usianya sudah tua atau jarak kehamilan yang sangat dekat. Meskipun mungkin kehamilannya bisa jadi sehat-sehat saja, tetapi apakah mereka tahu kalau kehamilannya itu kehamilan risiko tinggi yang butuh perhatian khusus?

Tingginya angka kematian ibu di Indonesia berhubungan dengan jumlah ibu hamil dengan kehamilan yang berisiko tinggi, dimana menyumbangkan angka 50% dari penyebab kematian. Suatu kehamilan risiko tinggi memungkinkan ibu, janin, atau bayi baru lahir berada pada risiko kematian, disabilitas, atau penyakit yang lebih besar bila dibandingkan dengan kehamilan normal. 

Kehamilan dengan risiko tinggi dapat meliputi umur (terlalu muda atau kurang dari 20 tahun dan terlalu tua atau dari 35 tahun), jarak kehamilan yang kurang dari dua tahun, kehamilan lebih dari empat kali, kurang gizi, dan anemia. Faktor risiko lainnya ialah riwayat penyakit kronis dan riwayat masalah kehamilan sebelumnya.

Karena itulah akhirnya saya membuat program edukasi yang diikuti dengan skrining sederhana kehamilan risiko tinggi. Edukasi dilakukan menggunakan media visual yaitu poster mengenai kehamilan risiko tinggi, apa saja yang termasuk, dan apa saja akibatnya. 

Setelahnya, pasien melakukan skrining terhadap kondisi dirinya sendiri, apakah kehamilan mereka termasuk risiko tinggi. Skrining juga bertujuan untuk memastikan pasien mengerti tentang edukasi yang disampaikan sebelumnya.

Saat menyampaikan edukasi, beberapa dari ibu langsung mengerti, walau beberapa lainnya butuh berulang kali disampaikan. Namun, saya lihat sorot mata antusias dari ibu-ibu tersebut untuk mendapatkan ilmu baru. Satu diantara ibu yang ternyata kehamilannya berisiko pun dengan gembira mengantakan, "dok, saya baru tahu loh. Kalau dokter ga bilang saya ngga tau."

Hasil skrining sederhana kehamilan risiko tinggi. Dokpri
Hasil skrining sederhana kehamilan risiko tinggi. Dokpri
Sungguh sebuah pengalaman yang menyenangkan dimana feedback dari kegiatannya saya sampaikan kepada para tenaga kesehatan di pukesmas. Di puskesmas tersebut memang belum ada edukasi atau skrining khusus kehamilan berisiko. 

Semoga kedepannya terdapat program serupa yang disempurnakan. Agar kemudian dapat menjadi sebuah penyampaian informasi dan penilaian yang lebih lengkap. Juga agar kemudian puskesmas menjalankan fungsi promotif dan preventifnya dan berkontribusi pada menurunnya angka kematian ibu yang masih tinggi di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun