"If processed food is lack of nutrients which causes the pests don't even want to eat it, how can it be healthy food for us?"
Beberapa saat lalu, saya mengikuti kelas mengenai nutrisi dari kampus ternama di Amerika.Â
Alih-alih membahas detail mengenai pengaturan komposisi makanan, penghitungan kalori, ataupun kandungan nutrisi secara spesifik, pesan yang paling ditekankan justru agar kita memenuhi gizi seimbang dengan memasak makanan homemade.Â
Bahkan, diakhir modul terdapat demonstrasi memasak. Menarik, bukan?
Pengajar modul menggarisbawahi peningkatan drastis penyakit-penyakit yang berhubungan dengan makanan. Tren makanan kemasan ultra-processed, makanan siap saji, termasuk minuman tinggi gula yang banyak viral saat ini, beriringan dengan rendahnya konsumsi sayur-buah dan makanan kaya nutrisi.Â
Fenomena yang didorong oleh semakin canggihnya teknologi ini ternyata juga bersamaan dengan sangat meningkatnya rerata kalori makanan yang dikonsumsi. Mengapa?
Kalau saja kita bisa luangkan sedikit waktu untuk melihat komposisi makanan-makanan tersebut, kita dapat lihat nama-nama asing yang tidak kita kenali.Â
Proses rafinasi yang dilakukan akan menguras nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan zat besi pada bahan makanan serta membuat lebih tahan lama (jamur cenderung tidak tumbuh pada makanan yang bernutrisi rendah).Â
Selain dikuras nutrisinya, tak lupa tambahan banyak gula, garam, dan penyedap sintetik lainnya agar meningkatkan citarasa makanan yang dijual. Â
Selanjutnya, berbagai zat ditambahkan lagi guna semakin memperpanjang umur makanan tersebut. Kemudian, juga ditambahkan zat untuk memodifikasi tekstur dan penampilan agar semakin menarik, seperti lemak dan zat pewarna.Â
Di akhir, tidak lupa dibubuhi zat nutrisi sintetik agar dapat diklaim sebagai "makanan sehat". Agar menciptakan hasil akhir yang lebih banyak, dipilih bahan baku awal yang murah dengan komposisi yang sedikit, kemudian ditambah dengan tepung, gula, dan zat lainnya.Â