Dalam perspektif agama, hamil di luar nikah tidak dianjurkan karena agama mengajarkan manusia untuk berbudi pekerti. Namun, praktik ini masih sering terjadi di masyarakat.
Â
Dari perspektif biologis, kehamilan pada remaja memiliki dampak serius, seperti risiko kesehatan bagi ibu dan anak, serta hambatan dalam tumbuh kembang anak.
Â
Dari perspektif psikologis, remaja yang hamil di luar nikah mengalami perubahan emosi dan stres baik internal maupun eksternal. Mereka dapat mengalami kebingungan, keputusasaan, ketakutan, perasaan malu, perasaan bersalah, dan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan.
Â
Berikut adalah langkah-langkah penanganan yang dapat dilakukan:
Â
1. Pendidikan Seksual Komprehensif: Sekolah dan keluarga perlu memberikan pendidikan seksual yang komprehensif kepada remaja, termasuk informasi tentang kontrasepsi, perlindungan diri, dan dampak dari kehamilan di luar nikah.
2. Layanan Kesehatan Reproduksi: Remaja harus memiliki akses yang mudah dan aman ke layanan kesehatan reproduksi, termasuk konseling tentang kontrasepsi, pemeriksaan kesehatan, dan pengujian penyakit menular seksual.
3. Dukungan Keluarga dan Masyarakat: Remaja yang menghadapi kehamilan perlu mendapatkan dukungan emosional dan praktis dari keluarga dan masyarakat sekitarnya. Dukungan ini dapat membantu remaja mengatasi stres dan membuat keputusan yang tepat untuk masa depan mereka.