Hanya Ada Sisa-sisa Waktu Ala Kadarnya Untuk Akhirat
Kita sadari bersama, untuk bisa sukses masuk universitas misalnya, kita tentu dituntut untuk belajar dengan giat dan mati-matian, menyediakan waktu khusus nan banyak untuk belajar dan tidak boleh diganggu untuk kefokusan diri dalam memahami pelajarannya.
Namun pernahkah kita pikirkan untuk bisa masuk surga, Â kita hanya secukupnya saja usahanya (bahkan tidak ada usaha), tidak ada waktu khusus untuk menuntut ilmu, belajar bagaimana bisa masuk surga tertinggi dan cepat tanpa hisab, waktunya untuk bisa sukses masuk surga hanya waktu-waktu sisa, sesempatnya saja (bahkan tidak ada waktu sama sekali). Â Begitu kah diri kita? Yang rela mati-matian mengejar dunia yang sifatnya fana, namun bermalas-malasan dalam mengejar akhirat yang sifatnya selamanya.
Tidak ada waktu khusus untuk muhasabah diri, tidak ada waktu khusus untuk bermunajat dan mengadu kepada Allah mengenai kehidupanya serta tidak ada waktu khusus untuk memohon dan memelas mengetuk pintu langit agar memudahkan urusannya.Â
Hanya sisa-sisa waktu untuk akhirat
Hati ini sungguh sudah tertutup bagaikan bejana yang tertelungkup tidak menerima rahmat tetesan hujan. Sudah jelas sekali dunia ini fana dan sangat sebentar.
Padahal dunia hanya sementara sekali, ibaratnya orang yang melakukan perjalan panjang, kemudian istirahat sebentar kemudian melanjutkan perjalanan lagi
Rasulullah bersabda,
"Apa peduliku dengan dunia?! Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya."[ HR. Tirmidzi no. 2551)
Jelas dunia itu telaknat bagi mereka yang berbabi buta nan rakus. Jika pura-pura lupa, Allah akan melupakan kita kelak, hari-hari sulit yang sangat butuh pertolongan Allah. Allah Ta'ala berfirman,
"Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka." (At-Taubah: 67)
Bukankah sudah jelas pepatah mengatakan "Dunia tidaklah berharga dibandingkan sebelah sayap nyamuk"Â
Lantas, masih relakah kita mati-matian mengejarnya? Atau relakah kita meninggalkannya demi kehidupan akhirat?
Jika engkau mengejar dunia, maka akhirat menjauh darimu. Â Namun, apabila jika engkau mengejar akhirat, dunia mendekat denganmu
kita tinggal memilih dalam dua pilihan itu
Ela Junita DuwiskaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H