Mohon tunggu...
Khairul
Khairul Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Lelaki biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tarian Asap Rokok

23 Maret 2016   07:38 Diperbarui: 23 Maret 2016   07:49 1325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="www.facebook.com/notes/elaika/tarian-asap-rokok/1665979446985880"][/caption]

Malam semakin larut
Segelas kopi semakin surut
Pagi pun bergegas hendak menjemput
Tatkala dompet semakin mengerut

 

Aku masih menjadi tunggul

Diantara sunyi dan siul

Kulihat asap rokok bergoyang pinggul

Dipekat udara ia semakin cabul

 

Merayu seorang wanita

Batuk dan meronta

Teringat aku dalam bes pariwisata

Sembunyi dibalik tawa

 

Ingatan hangat itu

Meminta mata untuk menahan iba

Ada seorang nenek tua

Mengisap dan meniup lepas ke udara

 

Oh gila dalam hati ku mengungkapnya

Si tua itu menarikan asap rokok jua

Kutanya ia menjawab

"Kata siapa rokok membunuh mu"

 

Aku kaget dan berusaha

Ternyata nenek itu membaca

Hahahaha aku perpraduga

Akulah tersangka, dan nyata bungkus rokok itu mengundang tanya

 

Tarian asap rokok nenek tua

Ku lihat seperti ada luka dan derita

Enggan aku bertanya

Karena keburu ia membaca dan menjawab

 

"Jangan percaya pada pemerintah

Kalau kita hanya untuk diperintah

Percayalah kepada rokok

Di hujah tapi jadi kebutuhan pokok

 

Dulu suami ku perokok

Setelah berhenti ia mati

Ternyata karena beban hidup ini

Lebih berat daripada beban asap

 

Aku merokok karena sehat

Kalau rokok membunuhku

Mungkin aku terlalu lugu

Angkat dahi tekan dagu

Melihat penderitaanku"

 

Aku kembali sadar

Dan melihat alam sekitar

Tak ada yang lebih kasar

Selain hukum yang longgar

 

Ah... gumamku bersandar

Mungkin hanya karena aku tak sadar

Perutku mulai lapar

Tapi kopi semakin segar

 

Klik disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun