Pendampingan dan Pembinaan pembelajaran dari Teori ke Praktik yang Membawa Hasil Nyata
Oleh Ela Faisah
Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat
Email : elafaisah76@gmail.com
A. Pendahuluan
   Sebelum menjadi pengawas sekolah, saya merupakan guru honorer di SD Negeri Pamoyanan Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat selama lima tahun. Tahun 2010 status honorer berubah menjadi PNS dengan penempatan tugas sebagi guru di SD Negeri Ciseureuh Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur. Tahun 2022 saya menjadi kepala sekolah di SD Negeri Babakan Pacet Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.
   Berawal dari undangan untuk Uji Kompetensi Perpindahan Jabatan Fungsional Guru ke Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah setelah lulus menjadi guru penggerak, saya mengikuti tahapan untuk menjadi pengawas. Sehingga terhitung mulai tanggal 10 November 2023 saya memperoleh SK Bupati Cianjur Nomor 821/Kep.185/BKPSDM/2023 yang bertugas sebagai pengawas sekolah ahli muda di lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur dalam bidang kepengawasan SD/MI di kecamatan Cipanas.
   Dengan merujuk perjalanan menjadi pengawas sekolah di atas, saya selanjutnya akan memaparkan cerita praktik baik dengan model STAR (situasi, tantangan, aksi, dan refleksi) selama menjadi pengawas sekolah di kecamatan Cipanas dengan judul cerita praktik baik, "Pendampingan dan Pembinaan pembelajaran dari Teori ke Praktik yang Membawa Hasil Nyata".Â
Cerita praktik baik ini mengacu kepada rumusan masalah.
Pertama, Bagaimana transformasi peran pengawas agar membawa dampak nyata di sekolah binaan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur?
Kedua, Bagaimana strategi membersamai kepala sekolah dalam pendampingan dan pembinaan pembelajaran di Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur agar mampu mewujudkan layanan pembelajaran yang berkualitas dan berpusat pada peserta didik?
B. Pembahasan
Cerita Praktik Baik Metode Pendampingan dan Pembinaan Pembelajaran Kurikulum Merdeka di Kecamatan Cipanas
1. Situasi
   Kabupaten Cianjur merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Cianjur memiliki 32 Kecamatan,  342 Desa dan 6 kelurahan. Sementara itu, kecamatan Cipanas memiliki 7 desa dan 37 Sekolah Dasar Negeri, 2 Sekolah Dasar Swasta dan 3 Sekolah Dasar Islam Terpadu dengan jumlah seluruh pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak 559 orang. Berdasarkan data yang saya peroleh hingga September 2024 untuk jenjang SD di kecamatan Cipanas terdapat 17 orang Guru Penggerak (GP), CGP yang sedang proses mengikuti Pendidikan Guru Penggerak/ PGP 20 orang (angkatan 10 dan 11) dan 3 orang CGP yang parkir. Adapun jumlah pengawas sekolah jenjang SD di kecamatan Cipanas tahun 2024 sebanyak 4 orang.
2. Tantangan
   Di kecamatan Cipanas jumlah sekolah binaan ada 41 SD yang dibina oleh empat orang pengawas, sekolah binaan yang saya pegang adalah 10 sekolah. Adapun pemetaan program di kecamatan Cipanas sebagai berikut, tiga bulan pertama saya melakukan adaptasi wilayah, memahami karakter GTK, mendiagnosa permasalahan serta menyusun program unggulan. Mulai tahun pelajaran 2024/2025 selanjutnya saya mengimplementasikan program unggulan pendampingan dan pembinaan pembelajaran di kecamatan Cipanas.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh di kecamatan Cipanas diketahui.
a. Pada tahun pelajaran 2024/2025 jumlah sekolah di kecamatan Cipanas yang  melaksanakan kurikulum merdeka meliputi kelas I, II, IV dan V ada 39 sekolah. Dan 2 Sekolah baru melaksanakan implementasi kurikulum merdeka meliputi kelas I dan IV.
b. Pemahaman tentang kurikulum merdeka dari pendidik dan tenaga kependidikan harus terus dioptimalkan.
c. Eksistensi komunitas belajar di satuan pendidikan sudah ada namun perlu dikembangkan.
3. Aksi
   Sebagai pengawas di Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, saya bertanggung jawab atas pembinaan 10 sekolah dari total 41 SD yang ada. Saya, bersama tiga pengawas lainnya, menghadapi tantangan besar dalam memastikan bahwa setiap sekolah binaan mampu memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas dan berpusat pada peserta didik, terutama dalam konteks implementasi Kurikulum Merdeka.
a. Transformasi Peran Pengawas: Membawa Dampak Nyata di Sekolah Binaan
   Pada awal tugas saya, saya fokus pada tiga aspek penting: adaptasi wilayah, pemahaman karakter GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan), dan diagnosa permasalahan di sekolah-sekolah binaan. Hasilnya, saya menemukan beberapa tantangan utama yang dihadapi sekolah-sekolah di Kecamatan Cipanas, termasuk keterbatasan pemahaman tentang Kurikulum Merdeka, perlunya peningkatan komunitas belajar, serta kebutuhan untuk mendukung kepala sekolah dalam manajemen pembelajaran.
    Sebagai langkah transformasi peran, saya menerapkan pendekatan kolaboratif dan partisipatif dalam setiap langkah pendampingan dan pembinaan. Saya tidak hanya berperan sebagai pengawas yang mengawasi, tetapi juga menjadi fasilitator dan mitra kerja bagi guru dan kepala sekolah. Strategi ini dimulai dengan melakukan workshop dan diskusi terbuka untuk membahas kendala dan potensi yang ada. Transformasi ini memberikan dampak nyata dalam beberapa aspek:
1. Peningkatan Pemahaman Kurikulum Merdeka: Dengan menyelenggarakan pelatihan intensif serta KKG (Kelompok Kerja Guru) dengan memaksimalkan peran G, pemahaman GTK tentang Kurikulum Merdeka meningkat secara signifikan. Sekolah yang awalnya ragu-ragu dalam implementasi mulai bersemangat menerapkan kurikulum ini dengan inovasi pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik.
2. Keterlibatan Kepala Sekolah: Kepala sekolah semakin aktif dalam mengelola pembelajaran dengan pendekatan yang lebih terarah. Mereka tidak hanya fokus pada administrasi, tetapi juga ikut terlibat dalam pengembangan program pembelajaran yang relevan bagi kebutuhan siswa.
b. Strategi Pendampingan dan Pembinaan untuk Mewujudkan Layanan Pembelajaran Berkualitas
    Dalam menghadapi tantangan implementasi Kurikulum Merdeka di 39 sekolah yang sudah berjalan serta dua sekolah yang baru memulai, saya menerapkan strategi pendampingan yang intensif dan berkelanjutan. Berikut langkah-langkah strategis yang diambil:
1. Workshop dan Pelatihan Terstruktur. Saya mengadakan workshop khusus yang dihadiri oleh seluruh kepala sekolah di Kecamatan Cipanas untuk membahas secara mendalam implementasi Kurikulum Merdeka. Fokusnya adalah pada metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Selain itu, kami mengembangkan modul dan bahan ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal, sehingga memudahkan guru dalam menyusun modul ajar.
2. Dari Teori ke Praktik. Pendampingan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Kompetensi Guru Salah satu tantangan besar adalah memastikan kepala sekolah dapat membina guru secara efektif yaitu dengan strategi tidak lagi memaparkan tori-teori tetapi langsung praktik. Melalui kunjungan berkala ke sekolah-sekolah binaan, saya memberikan bimbingan langsung terkait manajemen kelas, pengembangan materi ajar, dan penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Dalam bimbingan pengembangan materi ajar/ modul ajar stratesgi yang dilakukan tidak lagi memaparkan teori-teori namun praktik langsung, contohnya bagaimana merancang modul ajar dengan cara langsung menganalisis modul ajar yang diunduh dari PMM apakah modul ajar tersebut sudah berdiferensiasi, memuat budaya positif dan atau pembelajaran sosial emosional.
3. Monitoring dan Evaluasi Secara Berkala. Dalam setiap tahapan implementasi, saya melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala. Hasil dari evaluasi ini digunakan untuk refleksi dan perbaikan program. Misalnya, dalam satu kasus, ada beberapa sekolah yang belum optimal dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Dari hasil evaluasi tersebut, saya kemudian merancang program khusus untuk sekolah-sekolah tersebut, melibatkan diskusi mendalam dengan para guru dan kepala sekolah untuk mengidentifikasi kendala spesifik yang dihadapi.
4. Pengembangan Komunitas Belajar. Melihat adanya potensi pada komunitas belajar di setiap sekolah, saya mendorong pengembangan lebih lanjut dengan memperkuat peran komunitas belajar guru sebagai wadah untuk saling belajar dan berbagi praktik baik. Selain itu secara luring sudah ada KKG dimana guru-guru dari berbagai sekolah dapat bertukar informasi dan pengalaman terkait pelaksanaan Kurikulum Merdeka, meningkatkan keterampilan dalam membuat pembelajaran yang menarik dan inovatif. Strategi praktik baik pendampingan dan pembinaan pembelajaran secara daring terkait kajian Kurikulum Merdeka sudah saya implementasikan di kecamatan Cipanas dengan langkah pelaksanaan program sebagai berikut. (1) Membuat Komunitas Belajar (Kombel) di PMM dengan judul "Komunitas Penggerak Cipanas PANTAS (Prestatis, Agamis, Nasionalis, tangguh, Sehat) ", (2) membuat WhatsApp Grup yang berjudul "Komunitas Penggerak Cipanas PANTAS (3) Mempersiapkan materi webinar seputar Kurikulum Merdeka, (4) Pelaksanaan webinar sebulan sekali pada malam hari pukul 19.30 WIB agar tidak menganggu kegiatan belajar mengajar. (5) Webinar ini gratis untuk pendidik dan tenaga kependidikan dan kepala sekolah dengan menggunakan media link google meet.
4. Refleksi
   Strategi yang diterapkan berhasil memberikan dampak nyata di sekolah-sekolah binaan. Kepala sekolah menjadi lebih proaktif dalam mendampingi guru, sementara guru-guru mampu menghasilkan pembelajaran yang lebih inovatif dan sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka. Peningkatan kualitas pembelajaran terlihat dari hasil evaluasi siswa yang menunjukkan peningkatan kompetensi kognitif dan nonkogninif.
   Selain itu, komunitas belajar yang telah dibentuk berkembang menjadi forum diskusi yang berkelanjutan. Guru dan kepala sekolah merasa memiliki ruang kolaborasi yang mendukung peningkatan profesionalisme mereka. Pada akhirnya, layanan pembelajaran yang diberikan di sekolah-sekolah binaan semakin berfokus pada kebutuhan dan potensi peserta didik, sesuai dengan semangat Kurikulum Merdeka.
C. Simpulan
Catatan akhir dari cerita praktik baik berkaitan dengan strategi pendampingan dan pembinaan pembelajaran di kecamatan Cipanas dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Transpormasi peran pengawas,
a. Pengawas sekolah harus memiliki program unggulan yang dapat diterapkan di sekolah bina dengan memperhatikan pola demografi dan karakter wilayah binaan.
b. Tranpormasi peran pengawas harus mampu melayani bukan pengendali atau ingin dilayani apalagi ditakuti oleh pendidik dan tenaga kependidikan.
c. Transpormasi peran pengawas harus mampu membersamai kepala sekolah dalam mewujudkan layanan pembelajaran yang berkualitas dan berpusat pada peserta didik.
2. Strategi Pendampingan. Strategi pendampingan kepala sekolah di Kecamatan Cipanas telah membuahkan hasil positif dalam meningkatkan kualitas layanan pembelajaran di sekolah-sekolah binaan. Dengan pendekatan yang kolaboratif, berkelanjutan, dan berpusat pada peserta didik, sekolah-sekolah di Kecamatan Cipanas mampu menghadirkan pembelajaran yang lebih bermakna dan relevan bagi peserta didik di era Kurikulum Merdeka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H