DAMPAK COVID-19 TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DIDESA TANJUNG BUNUT KECAMATAN TAYAN HILIR KABUPATEN SANGGAU
Nama Trifonia Maryanti Ela
Nim B101117113
Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Pontianak
Lokasi Desa Tanjung Bunut Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau
Desa Tanjung Bunut desa yang terletak dikecamatan Tayan Hilir, kabupaten Sanggau. Â Desa Tanjung Bunut ini terdiri dari 8 dusun yang terdiri dari 18 RT dengan jumlah kepala keluarga 647. Untuk luas wilayah desa Tanjung Bunut 4800 hektar dengan jumlah penduduk 2.152 jiwa. Masyarakat Tanjung bunut mayoritas bermata pencarian sebagai Petani/pekebun. Dan untuk agama yang dianut mayoritas masyarakat Tanjung Buntut beragama Khatolik.
Dengan adanya covid-19 ini dilihat dari sisi perekonomian masyarakat Desa Tanjung Bunut dapat dilihat dari Kondisi penjual dan pembeli di pasar Desa tanjung bunut kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau. Sudah hampir 2 bulan ini imbauan untuk tidak melakukan kegiatan di luar rumah yang dianjurkan oleh pemerintah tujuannya yaitu untuk menekan dan memutuskan mata rantai penyebaran wabah covid-19  Yang semakin merebak sampai saat ini. covid-19 ini berdampak pada penjualan sejumlah bahan sembako yang melonjak naik. Di mana bahan pokok sembako yang menjadi kebutuhan primer masyarakat di Desa Tanjung Bunut, seperti kebutuhan pangan dan sandang. Untuk kebutuhan hidup sehari-hari khususnya warga di Desa Tanjung Bunut sangat memprihatinkan akibat dari covid-19 ini. Hal ini semakin membuat kuah lahan warga yang hanya menggantung kan hidupnya di luar  untuk bekerja seperti bertani dan berkebun. Apalagi dilihat sekarang untuk harga karet ataupun kelapa sawit drastis turun dari harga normal sebelum ada covid-19.
Hal ini tidak hanya berdampak kepada pembeli tetapi juga berdampak pada seorang penjual yang dimana dampak dari pendemi ini membuat sepinya pembeli dan omzet penjualan menjadi turun.
Pendapatan umumnya warga desa tanjung bunut kecamatan tayan hilir. Sebagian masyarakatnya bekerja sebagai petani atau berkebun untuk pendapatan masyarakat desa menurut harga normalnya dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tetapi sejak adanya pandemi ini harga jual hasi perkebunan menjadi turun.