Ketrampilan berfikir tingkat tinggi (Resnick :1987) adalah proses berfikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis dan membangun hubungan dengan melibatkan aktifitas mental yang paling dasar. Sedangkan menurut Bloom keterampilan dibagi dua bagian, pertama adalah ketrampilan tingkat rendah ( mengingat, memahami dan menerapkan) dan kedua adalah ketrampilan tingkat tinggi berupa ketrampilan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
Karena pembelajaran berbasis proyek dapat memberikan hasil belajar dalam bentuk pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill atau psikomotor), dan sikap (attitude atau afektif), maka penilaiannyapun dilakukan untuk ketiga ranah ini. Bentuk penilaian dapat berupa tes atau nontes. Sebaiknya penilaian yang dilakukan untuk model pembelajaran berbasis proyek ini lebih mengutamakan aspek kemampuan siswa dalam mengelola aktivitas-aktivitas mereka dalam penyelesaian proyek yang dipilih dan dirancangnya, relevansi atau kesesuaian proyek dengan topik pembelajaran yang sedang dipelajari hingga keaslian (orisinalitas) proyek yang mereka garap.
Dengan penerapan model pembelajaran jenis ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya, selain itu diharapkan juga bahwa dalam segala tahapan yang mereka lalui untuk memecahkan topik permasalahan diharapkan dapat meningkatkan interaksi antar peserta didik dalam suatu kelompok diskusi.
Selain itu model pembelajaran ini juga diharapkan dapat melatih kreatifitas peserta didik dalam melakukan seluruh rangkaian Pembelajaran yang dimulai dari proses observasi sampai pada tahap evaluasi. Sehingga siswa memiliki tanggung jawab penuh mengenai kegiatan pembelajaran yang sedang mereka lakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H