Duduk termangu selepas merangkai doa
Kusuguh kuhidang di atas pusara gundukan tanah merata
Kutelan isak tercegah menetes di atasnya
Takut hati menjadi pemberat dosa
Juga tak mau jika ia sedih turut serta
.
Melintas terbayang jejak perjuangan
Dari tangannyalah aku kini tumbuh berbunga
Setiap jengkal noktah noda
Dengan tangis pekikku penawar acap kata payah
Dengan rengek manjaku penguat acap langkah
.
Dia ayahku, yang kini tengah kurindu
Meski bukan jas hitam dan pena cantik senjatanya dalam berjihad
Tapi dialah super hero keluargaku
Tak terbanding siapapun pria hebat setara dengannya!
Dulu, ketika belum tiada, ketika dia masih bisa kupeluk mesra
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H