Mohon tunggu...
Syarra
Syarra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Tabur Cinta di Pusaramu

5 April 2016   19:46 Diperbarui: 5 April 2016   19:50 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Duduk termangu selepas merangkai doa
Kusuguh kuhidang di atas pusara gundukan tanah merata
Kutelan isak tercegah menetes di atasnya
Takut hati menjadi pemberat dosa
Juga tak mau jika ia sedih turut serta
.
Melintas terbayang jejak perjuangan
Dari tangannyalah aku kini tumbuh berbunga
Setiap jengkal noktah noda
Dengan tangis pekikku penawar acap kata payah
Dengan rengek manjaku penguat acap langkah
.
Dia ayahku, yang kini tengah kurindu
Meski bukan jas hitam dan pena cantik senjatanya dalam berjihad
Tapi dialah super hero keluargaku
Tak terbanding siapapun pria hebat setara dengannya!
Dulu, ketika belum tiada, ketika dia masih bisa kupeluk mesra

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun