Mohon tunggu...
hida
hida Mohon Tunggu... Penulis - writer

Art

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Komunitas Lereng Medini, Komunitas Sastra dari Sebuah Desa di Kecamatan Boja, Inspiratif!

6 September 2023   17:20 Diperbarui: 6 September 2023   17:25 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menilik kisah-kisah inspiratif dari para Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards, tokoh penggerak Kampung Berseri Astra, dan tokoh penggerak Desa Sejahtera Astra, yang ada di seluruh Indonesia, sungguh banyak sekali pelajaran dan hikmah yang dapat kita petik.

Seperti yang dilakukan oleh Heri Chandra yang mendirikan Komunitas Lereng Medini (KLM), yang mana ia mencoba merawat dan melestarikan sastra dengan komunitas yang ia dirikan tersebut.

Kini, sastra tidak lagi hanya berada di kota yang didominasi oleh para seniman terkenal.

Didirikannya Komunitas Lereng Medini (KLM), yang merupakan sebuah komunitas yang memberikan ruang bagi pelajar desa, belajar sastra dan budaya di Kecamatan Boja, Kendal, Jawa Tengah membuat masyarakat yang jauh dari akses informasi, kini bisa melek terhadap dunia sastra. 

Heri Chandra Santosa diketahui lahir di Kendal pada 22 Mei 1982.

Ia bersama temannya, Sigit Susanto, menggagas dan mendirikan Komunitas Lereng Medini ini.

Sebagai informasi, Heri Chandra adalah jurnalis dan alumni Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang.

Sigit Chandra juga merupakan seorang pegiat kesusastraan asal Boja yang saat ini bermukim di Swiss. 

Sigit Chandra mendirikan Komunitas Lereng Medini berdiri pada 2008 lalu. 

Untuk diketahui, Medini sendiri adalah nama pegunungan yang melatari kawasan Boja. 

Awalnya, Sigit Chandra membuka sebuah perpustakaan gratis 23 "Pondok Maos" pada 2006. 

Sigit Chandra membuka perpustakaan ini memanfaatkan rumahnya yang berlokasi di Jalan Raya Bebengan 221, Desa Bebengan, Boja. 

Di perpustakaan tersebut sebagian besar bukunya adalah karya sastra, baik sastra Indonesia maupun asing. 

Apa yang dilakukan Sigit Chandra tersebut patut diacungi jempol dan diberikan apresiasi setinggi-tingginya.

Karena apa yang dilakukannya dapat membantu masyarakat di sekitarnya menjadi melek sastra, dan bahkan melek informasi dari buku-buku yang ada di perpustakaan dan di Komunitas Lereng Medini yang dibangunnya pada 2008 lalu tersebut.

Sastra sendiri merupakan salah satu hal penting yang harus dijaga dan dilestarikan oleh generasi muda agar negara dan bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa dan negara yang bermartabat.

Karena sastra sendiri bisa menjadi identitas dari sebuah negara.

Berdirinya beberapa komunitas di setiap daerah di penjuru Indonesia menjadi pertanda baik akan lestarinya kesusastraan di negara Indonesia.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun