Mohon tunggu...
hida
hida Mohon Tunggu... Penulis - writer

Art

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secangkir Kapucino

31 Oktober 2022   14:26 Diperbarui: 31 Oktober 2022   14:36 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secangkir Kapucino yang sudah aku teguk pantang aku muntahkan

Sedemikian haus aku akan manisnya jalan takdir yang membuat dramatisnya pertemuan

Sedimikian dahaga pula aku akan sejuknya jalan menuju perpisahan

Secangkir Kapucino yang aku minum di setiap pagi dan petang, siang dan malam

Sudah cukup membuat beberapa sajak berlarian ke arahMu

Begitulah sejatinya aku telah mabuk pada perjalanan ini

Secangkir Kapucino yang telah aku teguk pantang aku muntahkan

Walau pada kini aku menyerah pada Kuasa, bukan berati pandangan telah mati

PadaMu aku tetap melihat, padaMu aku tetap menatap, sampai kapan pun

Tasikmalaya, Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun