Mohon tunggu...
hida
hida Mohon Tunggu... Penulis - writer

Art

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Sebuah Kota

9 Maret 2021   04:32 Diperbarui: 9 Maret 2021   04:38 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 

satu persatu puisi dibacakan
suara dilantangkan
kabar baik diberitakan
kabar buruk disunyikan
matahari ditelan
bulan ditelantarkan
menjadi gila lalu diri dilupakan
edan

 

selamat datang di sebuah kota
di mana bukit-bukit diratakan
pepohonan ditumbangkan
basa-basi diutamakan
kebenaran dianaktirikan lalu
kesalahan dibela sampai pingsan
demi wajah tanpa kotoran
peduli hina di Mata Tuhan

 

itulah sedikit saja kuceritakan
kawan,
tetap dalam kewarasan
jangan lupa berdoa tak tergoda setan
untuk berkata tanpa kemaluan
dan bertindak menghinakan
semua akan dipertanggungjawabkan
tak peduli walau kalian bersorban

Tasikmalaya, 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun