Mohon tunggu...
hida
hida Mohon Tunggu... Penulis - writer

Art

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Peri Hujan

30 Desember 2015   19:14 Diperbarui: 30 Desember 2015   19:14 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peri hujan jatuh di sepertiga malam

Dalam sujud yang gelap

Airmata mengalir di atas genting

 

Peri hujan menangis di kali pertama

Ketika puisi membeku

Dalam pelukan sehangat kalbu

 

Peri hujan terbang di dalam kepalaku

Sayapnya pelangi melambai mesra

Cinta kuutuhkan di keningnya

 

Peri hujan

Matahari di siang hari

Gemintang di malamnya

 

Taufiq el Hida

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun