Mohon tunggu...
hida
hida Mohon Tunggu... Penulis - writer

Art

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[FF-RANGKAT] Kunci

16 Oktober 2015   09:45 Diperbarui: 16 Oktober 2015   09:45 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“El... Tolong anterin Bunda ke Kantor Desa Rangkat sekarang ya!!” Teriak Ibuku dari dalam rumah, sementara aku sedang menyiram tomat di halaman belakang rumah. Jam di tangank menunjukkan pukul 6.30 pagi.
“Koq tumben pagi-pagi banget Bunda, biasanya kan jam 8an.” Jawabku dengan teriak juga. Biasanya, kalau Bunda Enggar tidak sedang pergi ke luar kota, aku sudah dimarahi karena menjawab dengan teriak seperti itu. Berarti pagi ini aku beruntung. Tapi Bundaku, Bunda Yety hanya senyum melihatku seperti itu, karena Bunda tahu ini sifat anaknya yang memang kadang suka bercanda.
Aku tidak mendengar Bunda Yety menjawab, dan aku terus saja menyiram.
“El Hida!!!!!!” Tiba-tiba Bunda Yety sudah ada di belakangku dan menjewer telingaku. Aku sedikit kesakitan. “Sekarang!!! Bunda ada perlu. Ada sesuatu yang harus Bunda ambil di kantor.” Bundaku terlihat jengkel.
Segera aku berlari mengambil kunci motor, langsung starter dan, “Let’s go Bunda!!” Ajakku sembari tertawa dengan wajah tanpa dosa. Dan Bunda Yety langsung naik sembari senyum.
Setelah 10 menit, sampai di kantor.
“El, kuncinya ketinggalan di rumah.” Tepok jidat. Kebiasaan ini yang tidak saya suka. Bunda kadang suka lupa akan hal-hal kecil tapi urgent. Dan memang aku lihat belum ada siapapun di kantor Desa Rangkat, hanya ada kucing yang sedang tidur di bawah tiang bendera.
“Ya udah aku ambil dulu. Di meja kan?” Langsung tancap gas.
20 menit kemudian.
“Bunda, kuncinya gak ketemu!!!” Tapi aku tak melihat Bunda Yety ada di halaman Kantor Desa Rangkat, aku hanya melihat pintu yang sudah terbuka dan kucing yang menatapku dengan pikasebeleun. “Bunda!!!” Teriak kupanggil Bunda.
“El, udah. Yuk ah!” Bunda dengan wajah tanpa dosa tapi dengan sedikit senyum. “Ternyata kuncinya ada di tas Bunda. Jangan jamedud* gitu ah dong. Yuk jalan...”
“Sekarang kita kemana Bunda.” Tanyaku menahan kesal.
“Ke rumah El Fietry, mau ngasih ini, agenda acara kegiatan buat Kompasianival nanti.”
Aku dan Bunda lalu pergi, meninggalkan Kantor Desa Rangkat yang belum dikunci.

@taufiqelhida
Tsm, 151015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun